Ada pergeseran digitalisasi di seluruh industri selama pandemi Covid-19. Begitu banyak hal berubah, dari cara masyarakat berinteraksi, bekerja, belajar hingga berbelanja. Bahkan sekarang ada konsep hybrid learning yang mengabungkan antara virtual dengan offline untuk mengimbangi perubahan interaksi yang terjadi.
“Kita lihat saat ini masyarakat punya behaviour yang berubah. Jadi ada trasformasi dari perilaku konsumen kita karen pandemi ini banyak trasformasi digital yang terjadi,” kata Dee Rahma seorang Digital Marketing Specialist saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (8/11/2021).
Akhirnya masyarakat banyak menggunakan handphone dan laptop untuk beraktivitas. Terjadi pula perubahan perilaku konsumen Indonesia yang akhirnya berpindah menggunakan sarana online dalam berbelanja. Sebanyak 37% orang bahkan telah berpindah ke online dan meskipun pandemi berakhir kemungkinan kebiasaan tersebut akan terus berlanjut. Hingga angkanya menjadi 97% konsumen Indonesia yang beralih ke online pasca pandemi. Akhirnya konsumen Indonesia pun akan sepenuhnya melek digital dalam menggunakan teknologi untuk berbelanja.
“Dari segi industri menurut data World Bank Indonesia diproduksi akan menjadi pusat digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2030 dengan kebutuhan 9 juta talent yang paham akan skill digital. Ekonomi yang berbasis digital nanti akan tumbuh menjadi USD 133 juta dalam lima tahun ke depan,” kata Dee lagi.
Pertumbuhan bisnis diramalkan akan pesat berkat adanya e-commerce. Semua itu terjadi karena pandemi Covid-19 yang mendorong transformasi digital lebih cepat dan masiff ke seluruh Indonesia. Sehingga akhirnya industri akan membutuhan talent yang menguasai digital skills.
Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Idayanti Sudiro, Certified Life & Wellness Coach, Goretti Meiliani, Project & Planning Section Head Binus Group, Shandy Susanto, Dosen di Podomoro University, Nandya Satyaguna, seorang Medical Doctor, dan Joana Lee Fitness & Beauty Enthusiast.