Pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk menjadi semakin cepat dan adaptif. Penggunaan teknologi dalam berbagai aktifitas pun sudah menjadi bagian keseharian. Di segala sektor, setiap orang harus siap dengan perubahan transformasi digital.
Willy Bachtiar, Dosen & Humas Sekolah Vokasi IPB mengatakan, awalnya masyarakat dipaksa untuk menggunakan perangkat teknologi digital. Namun berjalan hingga 6 bulan pandemi semua itu telah menjadi kenormalan baru yang jadi tatanan di kehidupan bermasyarakat saat ini.
Laporan HootSuit dan We Are Social menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta orang atau 73,7% dari total jumlah penduduk yaitu 274,9 juta pada tahun 2021. Proporsi kepemilikan perangkat pengakses internet di kalangan pengguna di Indonesia tahun 2021 pada rentang usia 16-64 tahun sebesar 98,3%.
“Apabila perangkat ini digunakan dengan baik, maka segala macam informasi bisa diperoleh.
Setiap orang bisa mendapatkan berbagai pengetahuan dan belajar dari internet tanpa harus mengikuti kelas formal,” kata Willy saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (12/11/2021).
Meskipun menurutnya terdapat juga hal-hal negatif di internet, tapi bila setiap individu sadar maka akan bisa mengambil manfaat positifnya lebih banyak. Bahkan bila hal ini dijadikan pemahaman maka lanscape digital Indonesia akan memengaruhi perkembangan ekonomi digital ke depannya.
Agar menyeimbangkan perkembangan transformasi digital, kompetensi setiap orang untuk memahami digitalisasi dari segala sisi sangat diperlukan. Supaya tiap orang memanfaatkannya untuk bisa berkolaborasi, memecahkan masalah menumbuhkan kreatifitas dan inovasi sangat dibutuhkan.
Kecakapan digital yang harus dimiliki di masa pandemi Covid-19 berikut, yaitu digital marketing dan transaksi online, kecakapan mengelola informasi, kecakapan menggunakan media sosial, dalam penggunaan teknologi pembelajaran, kecakapan menguasai data, berikut kemampuan untuk membagi kecakapan digital di lingkungan sosial.
Webinar juga mengundang nara sumber seperti Awan Mulyadi, Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Haji Agus Salim Cikarang, Solihin, Ketua STAI Haji Agus Salim, Martha Mariskha, Digital Banking Legal Counsel DBS Indonesia, dan Inge Indriani, Founder Bumbukatjangkoe.