PT PAM Mineral Tbk. (NICL) akan mengakuisisi 50% saham tambang nikel milik PT Sumber Mineral Abadi (SMA) dengan nilai hingga Rp140 miliar. Aksi korporasi ini diumumkan dalam Perjanjian Pembelian Saham Baru Bersyarat (PPSBB) pada 12 September 2023, yang akan diselesaikan setelah pemenuhan kondisi prasyarat oleh SMA, paling lambat pada 29 Desember 2023.
NICL baru-baru ini menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) Luar Biasa dengan fokus pada perubahan anggaran dasar, pengumuman laporan keuangan, persetujuan perubahan susunan dewan komisaris, dan perubahan alamat perusahaan.
Direktur Utama PAM Mineral, Ruddy Tjanaka, menegaskan bahwa NICL akan meningkatkan produksi nikel dari 2,1 juta ton menjadi 2,6 juta ton dengan persetujuan RKAB dari ESDM. Perusahaan akan fokus pada penambahan cadangan nikel melalui wilayah IUP di Morowali dan anak perusahaan di Konawe. Mereka juga mencari peluang IUP baru, baik secara organik maupun anorganik.
NICL berkomitmen pada eksplorasi berkelanjutan dan konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel dengan diversifikasi produk menjadi kadar rendah, menengah, dan tinggi. Mereka akan mengolah bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap limbah dengan melakukan optimalisasi cut off grade.
NICL saat ini beroperasi di dua wilayah, yaitu di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dan Morowali, Sulawesi Tengah, dengan izin usaha pertambangan (IUP) yang memberikan kestabilan dalam bisnis pertambangan nikel.