Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengimbau pelaku pasar untuk tetap bersikap rasional di tengah dinamika pasar menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Menurutnya, menjaga rasionalitas perlu dilakukan dalam kondisi pasar apa pun, baik mendatar, menguat, maupun melemah.
Jeffrey Hendrik menekankan pentingnya mengambil keputusan investasi secara rasional dan menjaga kewaspadaan terhadap kondisi pasar. BEI telah menerapkan berbagai langkah perlindungan terhadap investor, termasuk notifikasi khusus, papan pemantauan khusus, dan Unusual Market Activity (UMA).
BEI optimistis terhadap Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) di pasar saham Indonesia, proyeksinya mencapai Rp12,25 triliun. Peningkatan RNTH diprediksi dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan dan permintaan seiring bertambahnya jumlah perusahaan tercatat dan investor di pasar modal Indonesia.
Hingga 25 Januari 2024, BEI mencatat ada 25 perusahaan dalam antrian pencatatan perdana saham (IPO) di pasar modal Indonesia. Delapan perusahaan telah mencatatkan saham perdana, menghimpun dana sebesar Rp1,36 triliun.
Dari tingkat global, analis MNC Sekuritas, Didit, mencermati peningkatan harga komoditas seiring memanasnya konflik di Timur Tengah dan ekspektasi pelaku pasar terhadap akhir era suku bunga tinggi dari bank sentral AS The Fed. Sebagai saran teknikal, sektor barang konsumen primer dan sektor properti menjadi perhatian pelaku pasar menjelang Pemilu pada 14 Februari 2024.