Bank Indonesia (BI) melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) memprakirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Juli 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) diperkirakan tumbuh 4,8 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 222,5.
“IPR Juli 2025 diprakirakan tumbuh 4,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Senin (11/8).
Peningkatan secara tahunan terutama ditopang kelompok suku cadang dan aksesori yang tumbuh 7,5 persen (yoy), makanan, minuman, dan tembakau 6,2 persen (yoy), serta bahan bakar kendaraan bermotor 13,2 persen (yoy).
Namun, secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2025 diprakirakan terkontraksi 4,0 persen month to month (mtm). Penurunan ini dipengaruhi turunnya penjualan peralatan informasi dan komunikasi sebesar 6,4 persen (mtm), serta makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,0 persen (mtm), seiring berakhirnya periode libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah.
Sebagai pembanding, pada Juni 2025 IPR tercatat 231,9 dengan pertumbuhan tahunan 1,3 persen (yoy), lebih rendah dari Mei 2025 yang tumbuh 1,9 persen (yoy).
Pertumbuhan Juni 2025 terutama disumbang bahan bakar kendaraan bermotor yang naik 12,1 persen (yoy), makanan, minuman, dan tembakau 2,4 persen (yoy), barang budaya dan rekreasi 1,5 persen (yoy), serta sandang yang tumbuh 1,4 persen (yoy).
Kinerja penjualan pada Juni juga ditopang aktivitas belanja terkait libur panjang HBKN dan libur sekolah, membuat kontraksi bulanan hanya 0,2 persen (mtm), lebih kecil dibanding kontraksi Mei sebesar 1,3 persen (mtm).
Dengan tren ini, BI melihat konsumsi masyarakat masih terjaga, meski secara bulanan terjadi fluktuasi akibat faktor musiman.