PT Polytama Propindo (Polytama), salah satu produsen polipropilena terkemuka di Indonesia, terus memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan sektor produktif masyarakat Indramayu melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang terarah dan berkelanjutan. Salah satu program unggulan yang kini berjalan adalah Program Serap Plastik Olah Jadi Solusi atau “Serasi”, sebuah inisiatif yang memadukan pengelolaan lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

Upaya pemberdayaan melalui TJSL akan terus diperkuat dalam lima tahun ke depan, sejalan dengan telah ditandatanganinya MoU TJSL bersama Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk menghadirkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
Direktur Polytama, Dwinanto Kurniawan, menyampaikan, Program Serasi lahir dari kepedulian Polytama terhadap permasalahan sampah plastik di area ring 1 Plant Site Polytama, dimulai dari Desa Lombang, Kabupaten Indramayu. Wilayah tersebut selama ini menghadapi tantangan akibat minimnya sistem pengangkutan sampah serta rendahnya kesadaran pemilahan limbah rumah tangga. Akibatnya, sampah menumpuk dan menjadi persoalan lingkungan.
Melihat kondisi itu, Polytama tergerak menghadirkan solusi konkret berupa inovasi teknologi sederhana yang mampu mengubah limbah plastik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Masyarakat Desa Lombang kini memiliki mesin pencacah plastik (shredder) yang digunakan untuk memproses berbagai jenis plastik menjadi cacahan siap olah.
Dari hasil cacahan tersebut, masyarakat dibimbing untuk mengolahnya menjadi produk kreatif seperti kursi, meja, dan perabot taman melalui konsep “Plastisera” (Plastik Serasi). Produk-produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai jual tinggi, membuka peluang ekonomi baru bagi warga yang sebelumnya tidak memiliki sumber penghasilan tetap.

Dwinanto menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat sektor produktif masyarakat di wilayah operasionalnya. “Program Serasi merupakan bentuk nyata komitmen Polytama dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang partisipatif dan berkelanjutan. Kami percaya pengelolaan sampah bukan sekadar soal kebersihan, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat bisa memperoleh manfaat ekonomi dari proses tersebut,” ujarnya.
Selain menghadirkan fasilitas dan peralatan pengolahan, Polytama juga memberikan pendampingan teknis dan pelatihan pengelolaan sampah kepada masyarakat. Langkah ini memastikan bahwa program tidak berhenti hanya pada pemberian alat, tetapi juga membangun kapasitas dan kemandirian masyarakat secara berkelanjutan.

Salah satu penerima manfaat, Raskum, warga Desa Lombang, mengaku kini kehidupannya berubah setelah mengikuti Program Serasi. “Dulu kami bingung harus bagaimana dengan sampah plastik di sekitar rumah. Sekarang, dengan adanya program ini, kami bisa mengelola sampah sendiri dan menghasilkan tambahan penghasilan. Kami jadi lebih bangga karena bisa menjaga kebersihan lingkungan sekaligus mandiri secara ekonomi,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa Polytama tidak hanya memberi fasilitas, tetapi juga membangun semangat dan pengetahuan. “Kami dilatih bagaimana memilah plastik, mengoperasikan mesin, sampai membuat produk jadi. Hasilnya bisa dijual, bahkan kami sedang belajar memasarkan secara online. Ini membuat warga, terutama ibu-ibu, punya kegiatan produktif dan penghasilan tambahan,” ujarnya dengan antusias.
Program Serasi menciptakan ekosistem baru berbasis ekonomi sirkular, di mana limbah yang sebelumnya tak bernilai kini menjadi sumber produktivitas. Model ini memadukan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam satu sistem yang saling memperkuat. Polytama menjadi penggerak utama dalam memperkenalkan pola pengelolaan sampah yang mandiri dan berdaya guna.
“Program ini tidak hanya mengubah cara pandang kami terhadap sampah, tapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial. Sekarang warga jadi lebih sadar memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan,” tutur Pak Raskum menambahkan.
Melalui pendekatan kolaboratif, Polytama juga mendorong partisipasi lintas sektor, mulai dari pemerintah desa hingga kelompok masyarakat. Sinergi ini menjadikan Program Serasi sebagai contoh praktik baik penerapan TJSL yang berdampak nyata di tingkat akar rumput.
Polytama berkomitmen bahwa pemberdayaan seperti ini akan terus diperkuat dalam lima tahun ke depan. Perusahaan ingin memastikan bahwa setiap program TJSL-nya memberikan manfaat nyata, terukur, dan berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional. Ke depan, Polytama juga berharap keberhasilan Program Serasi dapat direplikasi di wilayah lain sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat yang menghadapi tantangan serupa.
Dwinanto menyampaikan, Polytama percaya bahwa dengan kolaborasi dan konsistensi, masyarakat akan semakin mandiri, lingkungan semakin bersih, dan sektor produktif daerah tumbuh lebih kuat. TJSL Polytama bukan sekadar tanggung jawab sosial, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan Indramayu yang berkelanjutan.












