Penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia mengalami koreksi tipis pada November 2025 setelah lonjakan tinggi pada bulan sebelumnya. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat distribusi pabrik ke diler (wholesales) sebesar 13.378 unit, turun 3,5 persen dibandingkan Oktober 2025 yang mencapai 13.865 unit.
Meski volume total sedikit menyusut, persaingan pasar bergerak semakin dinamis. Sejumlah model utama mulai kehilangan momentum, sementara pendatang baru mencatat pertumbuhan signifikan yang mengubah susunan papan atas pasar mobil listrik nasional.
BYD Atto 1 masih memimpin pasar dengan penjualan 8.333 unit, meskipun turun 11,3 persen secara bulanan. Perlambatan tersebut belum menggoyahkan posisinya sebagai pemimpin, mengingat jarak penjualan dengan para pesaing masih sangat lebar.
Kejutan datang dari Jaecoo J5 EV yang langsung menempati posisi kedua dengan penjualan 653 unit, menandai debut kuat di pasar BEV Indonesia. Sementara itu, BYD M6 melanjutkan tren positif dengan kenaikan 9,9 persen menjadi 567 unit dan memperkuat posisinya di segmen MPV listrik.
Dari kubu Wuling, Darion EV mulai menunjukkan daya tarik dengan penjualan 396 unit. Sebaliknya, Binguo EV terkoreksi tajam 41,4 persen menjadi 366 unit, diikuti Chery J6 yang turun 34,5 persen menjadi 256 unit.
Pada segmen menengah, Geely EX5 mencatat lonjakan paling agresif dengan pertumbuhan 121,4 persen dari 145 unit menjadi 321 unit. Di saat yang sama, BYD Sealion 7 melemah 20,7 persen menjadi 275 unit, sementara Aion V turun 21 persen menjadi 268 unit.
Hyundai Kona Electric mencuri perhatian setelah melonjak 183 persen dari 95 unit menjadi 269 unit, menjadikannya salah satu model dengan pertumbuhan tertinggi. BYD Seal juga menunjukkan pemulihan dengan kenaikan 93,3 persen menjadi 29 unit, meski volumenya masih terbatas.
Sementara itu, Denza D9 membaik dengan pertumbuhan 8,9 persen menjadi 209 unit. Secara keseluruhan, koreksi tipis pada November 2025 mencerminkan normalisasi pasar pascalonjakan ekstrem sebelumnya, dengan masuknya model baru, pergeseran preferensi ke SUV dan MPV listrik, serta persaingan merek yang kian ketat membentuk wajah baru pasar BEV nasional menjelang akhir tahun.












