Riset menjadikan Pakistan sebagai hub bisnis minyak Indonesia untuk memperbesar pasar minyak sawit Indonesia di Pakistan dibahas dan diuji di hadapan para ahli.
Pesan ini menjadi tema utama forum Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
“FGD ini merupakan bagian dari proses kajian yang tengah berlangsung oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), bekerja sama dengan Pricewaterhouse Coopers (PWC) Pakistan,” ucap Prof. Dr. Nunung Nuryantono, Dekan Fakultas Ekonomi IPB dalam sambutan pembukaan.
FGD yang diinisiasi KBRI Islamabad bersama BBDP-KS dan Litbang Kemdag RI ini menghadirkan para panelis dan pengkaji ahli seperti Prof. Bustanul Arifin, Guru Besar Ilmu Pertanian UNILA, Dr. Diana Chalil, Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Muhammad Firdaus, IPB, Dr. Parulian Hutagaol, IPB, Togar Sitanggang, GAPKI, Dono Bustami, BPDPKS, Dr. Kasan, Kemendag RI dan para komentator.
Saat membuka FGD, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Kepala Litbang Kemdag, dan Kepala BPDPKS memiliki pandangan yang serupa bahwa Pakistan penting bagi Indonesia antara lain karena telah memberikan kontribusi surplus, mitra dagang Indonesia, dan importir sawit terbesar, dan hal tersebut perlu dirawat keberlangsungannya.
“Seiring dengan kemajuan ekonomi yang dicapai Indonesia bahwa dipandang perlu bagi Indonesia untuk melakukan langkah lebih maju dari sekadar berdagang an sich dengan Pakistan”, ujar Prof. Nunung.