Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa para ibu dan perempuan adalah pelaku penting ekonomi (critical economic player) dalam roda ekonomi dan keuangan, tidak hanya bagi keluarganya, tapi juga di tingkat komunitas bahkan tingkat makro ekonomi nasional. Namun demikian, tingkat literasi dan iklusi keuangan di kalangan para ibu dan perempuan Indonesia masih rendah.
Menurut survei nasional OJK di tahun 2016, tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5% dan 66,2%, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2% dan 69,6%.
Untuk itu OJK terus gencar menggandeng pelaku usaha jasa keuangan untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan dan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. OJK memiliki target untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan hingga akhir 2019.
Salah satu pelaku usaha jasa keuangan yang terus konsisten dalam mendukung upaya OJK meningkatkan literasi dan inklusi keuangan khususnya bagi para ibu dan perempuan adalah Narada Asset Management (NAM) dengan menggelar acara Ibu Cerdas Keuangan 2019. Kali ini NAM menggelar pelatihan dan program literasi keuangan serupa yang kali ini bekerja sama dengan PKK Jakarta Timur.
Deputi Direktur Edukasi OJK, Jalius, mengatakan, pihaknya mendukung langkah NAM dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat luas karena sejalan dengan tugas OJK dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat luas.
“Apa yang dilakukan oleh Narada adalah wujud nyata dari partisipasi industri jasa keuangan dalam hal edukasi keuangan dan sejalan dengan langkah strategis OJK yang selama ini terus terarah dan berkesinambungan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan kepada komunitas-komunitas di Indonesia. Kami dari OJK berharap, program Narada ini dapat terus dilakukan kepada masyarakat,” tutur Jalius, Jumat (6/9).
Chief Marketing Officer (CMO) Narada Asset Management, N Anie Puspitasari menyatakan bahwa program ini adalah program yang berkesinambungan yang akan terus didorong NAM dalam rangka mendukung upaya OJK dan pemerintah untuk mencetak ibu-ibu yang melek dan cerdas keuangan.
“Program ini adalah program jangka panjang dari kami untuk mendukung upaya pemerintah dan OJK untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan. Dan disini Narada berfokus pada kaum ibu dan perempuan ,” kata Anie.
Program ini dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan. Yaitu literasi kepada para kader PKK di tingkat Kotamadya hingga literasi ke 950 kader PKK di tingkat RW. Pelatihan dimulai hari ini untuk para kader PKK di tingkat kota dan akan dilanjutkan ke kelompok terkecil yaitu kader PKK di Tingkat RW.
Keberhasilan program akan dinilai dalam sebuah kompetisi yang setiap kader PKK wajib menyebarkan materi tentang pengelolaan keuangan minimal 1 kali ke paling sedikit ke 10 orang kemudian akan ditutup dengan Lomba Cerdas Cermat di akhir periode.
“Harapannya, setelah pelatihan ini ibu-ibu bisa langsung menerapkan pelan-pelan ilmu dari NAM, dan bisa memberikan manfaat kepada keluarga dan masyarakat luas,” tutup Diah.