PT Bank Mandiri Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp20,3 triliun pada kuartal III 2019 yang naik 11,9 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode sama pada 2018 yaitu Rp18,1 triliun.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan bahwa laba bersih tersebut tercapai karena adanya pertumbuhan kredit yang diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional melalui dukungan otomatisasi serta digitalisasi.
“Pertumbuhan Bank Mandiri saat ini lebih kami utamakan untuk sustainabilitas jangka panjang sehingga pengukuran kerja tidak hanya diukur pada akhir periode tetapi juga saldo rata-rata,” katanya di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin.
Hery menjelaskan kenaikan laba bersih tersebut diperoleh dari pendapatan bunga bersih yang naik 8,9 persen menjadi Rp43,9 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp40,3 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit turut meningkat yaitu hingga September 2019 naik 11,5 persen menjadi Rp806,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp723 triliun.
Hery melanjutkan, penyaluran kredit pada kuartal III 2019 ditopang oleh dua segmen utama yakni Corporate dan Retail terutama kredit Mikro dan Consumer. Kredit di segmen korporasi mencapai ending balance Rp301,8 triliun atau tumbuh rata-rata 5,72 persen (YoY).
Untuk segmen Mikro, ending balance penyaluran kredit mencapai Rp116,4 triliun atau tumbuh rata-rata 19,4 persen (YoY) dan segmen Consumer mencapai ending balance Rp88,5 triliun atau tumbuh 4,1 persen (YoY).
Hery mengatakan dalam rangka mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja dalam porsi yang signifikan yakni 81,49 persen dari total portofolio.
“Pada triwulan ini penyaluran kredit investasi mencapai Rp251,07 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp342,3 triliun,” ujarnya.
Tak hanya itu, Bank Mandiri juga turut berkontribusi dalam pembangunan nasional berupa penyaluran kredit ke sektor infrastruktur yang mencapai Rp198,5 triliun dengan tingkat pertumbuhan mencapai 16,9 persen (YoY).
“Kredit tersebut disalurkan kepada berbagai sektor seperti tenaga listrik, transportasi, migas, energi terbarukan, dan lain-lain,” katanya.
Rino/AN