Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania menilai pemerintah perlu benar-benar menciptakan kebijakan pangan yang murah dan terjangkau berbagai kalangan masyarakat sebagai upaya untuk mengatasi fenomena kekerdilan atau stunting di Tanah Air.
Galuh Octania di Jakarta, Selasa, mengatakan, stunting pada balita diakibatkan oleh berbagai sebab, tiga di antaranya adalah buruknya kondisi gizi dan kesehatan ibu sebelum, sedang dan setelah hamil, rendahnya asupan makanan ke balita, terkhusus rendahnya kuantitas, kualitas dan variasi komponen gizi dan adanya infeksi.
Stunting adalah kondisi di mana balita mengalami kekurangan gizi yang menyebabkan rasio tinggi badan terhadap umur mereka jauh lebih rendah daripada angka rata-rata pada anak seumurnya. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting tertinggi ke-4 di dunia berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2018.
Hasil penelitian CIPS menunjukkan, secara umum, kenaikan harga pangan berpengaruh secara signifikan terhadap menurunnya tingkat konsumsi. Kenaikan harga pangan sebesar Rp1.000 akan berpotensi mengurangi konsumsi beras rumah tangga per kapita bulanan sebesar 0,67 kilogram.