Info Bisnis id
No Result
View All Result
Tuesday, July 1, 2025
  • Investasi
  • Home
  • News
  • Wirausaha
  • Perbankan
  • teknologi
  • lifestyle
  • otomotif
  • tips
  • persona
    • Tokoh
    • Opini
    • Wawancara
  • Foto
  • Asuransi
Subscribe
Info Bisnis id
  • Investasi
  • Home
  • News
  • Wirausaha
  • Perbankan
  • teknologi
  • lifestyle
  • otomotif
  • tips
  • persona
    • Tokoh
    • Opini
    • Wawancara
  • Foto
  • Asuransi
No Result
View All Result
Info Bisnis id
No Result
View All Result
Home Opini

PEN: Membaca Jiwa di Balik Angka

by Edgar Khairi
June 9, 2020
0
Awal Pekan Rupiah Bergerak Menguat
156
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bagaimana cara menguji sebuah komitmen? Banyak. Salah satunya: kesediaan seseorang atau institusi mengeluarkan dana untuk suatu kepentingan. Itu hal yang paling kasat mata dan mudah diukur.

Dalam konteks itu, meningkatnya anggaran penanganan Covid-19 dapat dipandang sebagai cermin komitmen pemerintah dalam menangani wabah ini. Semula Rp405,1 T, kini menjadi Rp677 T. Alokasinya: Rp87,55 T (13%) untuk sektor kesehatan dan Rp 589,65 T (87%) untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Ada yang menuding, pemerintah lebih mengutamakan ekonomi ketimbang kesehatan. Tetapi partisi antara sektor ekonomi dan kesehatan kerap kali sekadar rancangan di atas kertas. Dalam praktik di lapangan, keduanya terjalin erat: kinerja sektor ekonomi tak dapat mengabaikan kesehatan, sebagaimana sektor kesehatan selalu memuat unsur ekonomi. Dapat dibedakan, namun tak dapat dipisahkan.

Itulah mengapa angka bisa mengecoh. Persentase 87% dan 13% sama sekali bukan berarti ekonomi lebih utama ketimbang kesehatan. Masing-masing telah disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, dalam arah yang sama: menangani dampak pandemi. Jika memang diperlukan, pemerintah pun tak segan mengalokasikan tambahan dana untuk kesehatan, toh APBN 2020 telah didesain untuk dinamis dan responsif.

Sejak awal, pemerintah tak memperlakukan ekonomi dan kesehatan sebagai suatu trade-off: yang satu meniadakan yang lain. Keduanya bisa, dan harus, berjalan beriringan. Tanpa itu, nasib kita akan menjadi seperti India: lockdown ekstrem tanpa persiapan ekonomi. Rakyat menderita. Bisa-bisa tak terpapar oleh pandemi, tapi terkapar karena ekonomi.

Lantas ke mana larinya alokasi PEN sebesar Rp589,65 T itu? Berikut urutannya, dari yang paling tinggi ke paling rendah:

Rp203,9 T (35%) untuk perlindungan sosial;
Rp123,46 T (21%) untuk UMKM;
Rp120,61 T (20%) untuk insentif usaha;
Rp97,11 T (16%) untuk sektoral dan Pemda;
Rp44,57 T (8%) untuk pembiayaan korporasi.

Tidakkah arti angka-angka itu terang-benderang? Semua lapisan masyarakat, dalam semua skala bisnis, mendapat dukungan fiskal. Persentasenya pun disesuaikan: yang paling rentan diutamakan, yang kurang rentan pun tak berarti di-anak tiri-kan.

Di masa sulit ini, tak ada yang tak terdampak. Maka semua berhak mendapat dukungan. Tentu secara proporsional, dan diberikan dengan profesional. Bahkan kalau masih hendak dirinci, “pembiayaan korporasi” yang porsinya 8% itu pun ujung-ujungnya demi kepentingan rakyat juga: menekan angka pengangguran akibat pandemi dan mendorong geliat ekonomi yang bersinggungan dengan para pelaku UMKM.

Hal yang sama terjadi pada alokasi dana PEN untuk BUMN. Jumlahnya sebesar Rp52,57 T–sekitar 8,8% dari total PEN (sebagian dari pos pembiayaan korporasi, sebagian dari perlindungan sosial). Rinciannya: subsidi listrik Rp6,9 T, bantuan sosial logistik/pangan/sembako Rp10 T, Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk empat BUMN total Rp15,5 T dan talangan (investasi) untuk modal kerja bagi lima BUMN total sebesar Rp19,65 T.

Jika ditelusuri lebih dalam, PMN untuk BUMN pun pada akhirnya bermuara ke UMKM juga. Misalnya, anggaran untuk PT Permodalan Nasional Madani atau PNM sebesar 1,5 T nantinya digunakan untuk program perempuan prasejahtera lewat Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dan Unit Layanan Modal Mikro (PNM ULaMM). Hal yang sama, PMN ke PT BPUI sebesar Rp6 T (dukungan untuk Askrindo dan Jamkrindo) juga digunakan untuk penjaminan penyaluran kredit ke UMKM.

Tunda dulu berselisih tentang defisit. Di masa sulit ini, pelebaran tak terelakkan. Komitmen pemerintah untuk menjaganya tak perlu diragukan, sebab main-main dengan defisit sama artinya dengan “death wish”.

Tak perlu berbusa-busa, lihat saja angkanya, ke mana larinya. Dari sana, komitmen pemerintah segera tampak dan berdampak.

Benarlah kata ekonom masyhur Joseph Schumpeter: “The spirit of a people, its cultural level, its social structure, the deeds its policy may prepare, are all written in its fiscal history, stripped of all phrases.” Jiwa sebuah masyarakat, tingkat kebudayaannya, struktur sosialnya, semua tertulis dalam sejarah fiskalnya, secara terang-benderang.

Angka tak pernah sekadar angka. Ada jiwa di baliknya. Sanggupkah kita menangkapnya? Semoga demikian, agar energi tak terkuras karena berselisih paham soal angka, hingga lupa pada jiwa yang melambari seluruh denyut pengabdian. Kita sedang menulis di prasasti sejarah, meminjam Schumpeter, tentang kebijakan fiskal yang akan membabar makna merawat Indonesia. Tentang PEN, tentang komitmen.

Yustinus Prastowo
Staf Khusus Menkeu

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Almarhum Ciputra Dinilai Sebagai Maestro Properti Indonesia

Kisah Sukses Pengusaha Indonesia: Dari Nol Hingga Menjadi Miliuner. Mulai Ciputra Hingga William Tanuwijaya

September 18, 2023
Apa itu Netiket ?

Dampak Tidak Beretika di Media Digital

July 28, 2021
Manfaat Teknologi Digital bagi Anak

Manfaat Teknologi Digital bagi Anak

August 27, 2021
Bangun Masyarakat Digital yang Beradab

Perubahan Perilaku Masyarakat Era Digital

October 31, 2021
Perang Dagang Kian Panas,  Rupiah Diprediksi Dikisaran Rp14.428/USD

Laba dan Penjualan Tumbuh, ACES Setujui Dividen Tunai Rp33,87 per Saham

0
Awal Pekan Rupiah Bergerak Menguat

Awal Pekan Rupiah Bergerak Menguat

0
Tiket Mahal, Pertamina Sesuaikan Harga Avtur

Tiket Mahal, Pertamina Sesuaikan Harga Avtur

0
Presiden Jokowi Optimis Sektor Pariwisata bisa Jadi Penyumbang Devisa Terbesar

Presiden Jokowi Optimis Sektor Pariwisata bisa Jadi Penyumbang Devisa Terbesar

0
Perang Dagang Kian Panas,  Rupiah Diprediksi Dikisaran Rp14.428/USD

Laba dan Penjualan Tumbuh, ACES Setujui Dividen Tunai Rp33,87 per Saham

June 23, 2025
Ilustrasi-Investasi-Properti/Net

Konflik Iran-Israel Memanas, Bank DBS Ungkap Instrumen Investasi Paling Stabil

June 23, 2025
PGN Perluas Pasar Pelanggan Kecil Komersial

PGN Raih Predikat AAA Lagi di 2024, Pendapatan Naik dan Dividen Tetap Stabil

June 23, 2025
Awal Pekan Rupiah Bergerak Menguat

Tanggul Laut Raksasa Jadi Proyek Strategis, Pemerintah Ajak Belanda dan Investor Asing Terlibat

June 23, 2025

Recent News

Perang Dagang Kian Panas,  Rupiah Diprediksi Dikisaran Rp14.428/USD

Laba dan Penjualan Tumbuh, ACES Setujui Dividen Tunai Rp33,87 per Saham

June 23, 2025
Ilustrasi-Investasi-Properti/Net

Konflik Iran-Israel Memanas, Bank DBS Ungkap Instrumen Investasi Paling Stabil

June 23, 2025

Categories

  • Agrobisnis
  • Asuransi
  • Bisnis
  • CEO
  • CSR
  • Foto
  • Investasi
  • lifestyle
  • Migas
  • News
  • Opini
  • otomotif
  • Perbankan
  • persona
  • Rubrik
  • teknologi
  • tips
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Wawancara
  • Wirausaha

Site Navigation

  • Tentang Kami
  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Tokoh
  • Wawancara
  • Asuransi
Info Bisnis id

Referensi utama seputar bisnis terkini

© 2019 infobisnis.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Investasi
  • News
  • Wirausaha
  • Perbankan
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Tips
  • Persona
    • Tokoh
    • Opini
    • Wawancara
  • Foto
  • Asuransi

© 2019 infobisnis.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In