Tidak dipungkiri dunia digital menjadi sebuah ketergantungan baru di kalangan masyarakat. Tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Sebagai contoh mudah saat kita pergi lalu tertinggal dompet akan menjadi hal yang biasa saja. Karena segala transaksi dan keperluan ada di gawai Anda. Namun ketika ponsel tertinggal? Sekalut apa Anda?
Itu adalah sebuah contoh kecil yang menggambarkan betapa dunia digital kini seperti sudah menjadi kebutuhan utama terutama bagi kalangan menengah ke atas. Orang berlomba membuat konten, berlomba menjadi “hakim” bagi postingan orang lain dan juga meningkatkan pemasukan lewat dunia digital.
Sayangnya ketergantungan ini tidak didasari dengan pengetahuan atau bahkan skill yang mumpuni untuk berlayar di dunia maya. Maka dari itu bekerjasama dengan Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital. Ada empat pilar digital yang mereka petakan yaitu kemampuan, keamanan, etika serta budaya.
Dalam webinar di kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rizky Adi Nugroho yaitu co-founder dari Nect Generation Indonesia membahas tentang peluang lain di dunia digital berbasis suara yaitu podcast. Menurutnya banyak yang bisa dikeruk dari industri podcast.
“Peluangnya sangat besar sekali. Mungkin saat ini industri podcast di Indonesia masih sangat baby, masih banyak yang bisa kita gali sebelum nanti benar-benar matang. Pemakaiannya pun sangat mudah. Bisa dikerjakan sendiri tanpa harus menunggu orang lain,” jelas Rizky pada hari Rabu (2/06/2021).
Namun tentu saja setiap sosial media akan memiliki celah. Podcast juga demikian. Harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan dan pemaparan. Informasi yang salah tanpa sumber juga membuat pendengarnya akan ikut termakan hoax. Hal itu juga disampaikan Dr Frida Kusumastuti dari Jaringan Penggiat Literasi Digital Indonesia koordinator wilayah Malang Raya yang bicara mengenai rekam jejak digital. Menurutnya semua informasi yang terjadi di sosial media terekam dengan baik meski hanya sekadar tekan tombol like.
“Makanya kalau ingin menyukai status orang harus dibaca dulu apakah sesuai dengan nilai-nilai kita. Rekam jejak ini sulit dihilangkan. Tapi kita bisa mengendalikan dengan cara berpikir dahulu ketikan ingin berpartisipasi di ruang digital,” jelas Frida untuk mengurangi paparan berita tak baik di dunia digital.
Selaku influencer, Valentina Melati yang bergabung dalam webinar kali ini juga menyatakan rekam jejak digital bisa jadi sangat jahat. Karenanya kitalah yang harus mawas diri sebelum melakukan sesuatu di dunia digital. Jangan salahkan dunia digital jika aib buruk kita tersebar atau bahkan sampai berurusan dengan hokum. Karena jejak digital yang buruk bisa menjadi boomerang. Perlu diingat juga bahwa ada UU ITE yang melindungi seseorang di dunia digital.
“Melindungi jejak digital tidak bergantung
pada platform tapi dari diri kita,” ujar Valentina menutup acara Webinar Gerakan Nasional Literasi
Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.