Literasi digital diterjemahkan luas oleh Sejarawan Asep Kambali dengan menambahkan diri untuk selalu berpikir dengan pola pikir digital dan bagaimana hidup di dunia digital.
Kemampuan pola pikir digital dimulai dari digital mindset yang kreatif inovatif. “Misalnya ketika memiliki bisnis sudah langsung berpikir digitalisasi. Bagaimana cara kreatif agar menjaring konsumen,” jelasnya. Pola pikir membentuk etika dan keamanan digital, strategis dalam melakukan rencana apapun, adaptif dan kolaboratif dengan banyak pihak di ranah digital.
Kecakapan hidup secara digital dengan membawa hal baik dunia nyata ke dunia maya. “Tetap ingat kita harus punya kewarasan digital, taat aturan, saring sebelum sharing. Jangan yang penting posting tapi posting yang penting, itu kunci punya kewarasan berdigital. Harus pilah pilih konten apa yang dikonsumi. Kalau Anda mengkonsumsi konten yang negatif pasti dirinya akan negatif,” jelas pendiri Komunitas Historia ini.
Kemudian untuk menegakkan kedaulatan digital, Asep menyebut jika ada aturan yang sedang ditegakkan terhadap orang yang menyebarkan ujaran kebencian harus didukung. Artinya pemerintah sedang bekerja menyelamatkan negara ini, mengatur negara terutama dunia digitalnya.
Pola pikir digital dalam kepemimpinan juga dapat dilakukan di masa kini. Asep menyebut seseorang yang memiliki digital mental akan cepat dalam menyesuaikan literasi digital, cepat dalam belajar. Digital identik dengan data, bagaimana seseorang menjadikan data, memilah data dan menggunakan data untuk mengambil keputusan.
“Selanjutnya, bagaimana multikultural kita di dunia digital ini dan budayanya sama kolaboratif. Karena setiap elemen di literasi digital ini stakeholders-nya tidak sendirian sangat banyak sehingga dibutuhkan berkolaborasi,” tambahnya.
Saat ini memang sudah selayaknya masyarakat berpikir lebih digital. Menyesuaikan dengan kemajuan zaman, dimulai dari lebih mengenal literasi digital. Maka, agar masyarakat terus teredukasi soal literasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar Webinar Literasi Digital Nasional di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten. Salah satunya di Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat (4/6/2021) dengan pembicara lainnya yaitu Khemal Andrias, CEO Next Generation Indonesia membahas privasi digital, pengusaha digital sukses di Temanggung Denden Sofiudin yang memberi tips soal digital skill dan Al Akbar Rahmadillah, pendiri Sobat Cyber Indonesia.
Kegiatan ini memang bertujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan internet. Empat pilar utama dalam literasi yang ditekankan yaitu digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.