Media sosial dapat menjadi identitas kita di dunia digital. Siapapun akan lebih mudah mengetahui orang lain hanya dengan mengetik nama di kolom pencarian media sosial. Tidak heran literasi digital sangat penting untuk dipahami agar kita sadar akan hal ini. Apa yang kita lakukan di dunia digital merupakan cerminan kita di dunia nyata.
Para HRD perusahaan, pencari bakat ataupun penyeleksi beasiswa tidak akan segan-segan mencari siapa diri kita di media sosial. Rekam jejak penting, apa yang kita posting, komen dapat dilihat sehingga persepsi pun langsung terbentuk.
Maka personal branding di media sosial sangat dibutuhkan terutama bagi para pekerja di depan layar atau yang berhadapan langsung dengan banyak orang. Mereka yang bekerja di bidang hiburan seperti penyanyi, musisi, MC, penari dan lainnya. Bukan hanya itu product branding juga sebenarnya dapat dilakukan bagi para pebisnis online.
Bintang Cahaya, founder kelaspenyiar.id dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Cirebon, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021) mengatakan media sosial itu dapat menjadi etalase diri kita. Silahkan menampilkan sisi baik juga bakat yang kita miliki.
Secara teknis Bintang memberikan tips bagaimana cara melakukan personal atau product branding di Instagram. Gunakan foto high resolution, tujuannya agar foto terlihat lebih jelas sehingga lebih menarik untuk dilihat. Jangan menggunakan foto yang terdapat copyright orang lain. Biasanya terlihat ada watermark di foto, terlebih jika di dalam caption tidak disebutkan pemilik foto.
Konsisten posting, jika memang Instagram akan dijadikan etalase diri untuk tujuan pekerjaan jangan lupa untuk aktif posting yang berhubungan dengan pekerjaan. “Misalnya profesi MC, dapat di-posting kegiatan saat latihan, saat di atas panggung juga dapat melakukan interaksi dengan followers. Agar mereka yang ingin mengundang mendapat referensi kemampuan Anda,” jelasnya.
Kemudian untuk mengisi biografi yang biasanya dapat dilihat di bawah foto profil. Sebaiknya secara profesional dengan menyebutkan profesi kemudian link profile. Link dapat menggunakan linktree aplikasi yang dapat mengumpulkan beberapa link. Sehingga Anda dapat menyertakan beberapa link profile seperti media sosial lain seperti Twitter, YouTube atau juga CV online.
Berinteraksi dengan followers juga tidak kalah penting, di Instagram lebih mudah karena ada Instastory juga Live IG yang secara langsung dapat terhubung dengan pengikut. Gunakan fitur di dalam Instastory seperti poling, kolom tanya jawab, kuis serta gunakan stiker dan emoji agar semakin menarik.
Interaksi lainnya ialah dengan menggunakan tagar untuk memudahkan orang menemukan kita atau bisnis kita. Misalnya #MCjakarta, #rotitawarsehatjakarta. “Kini semakin banyak orang yang mencari langsung di media sosial terlebih dengan tagar yang langsung menuju apa yang ingin kita cari,” tutur Bintang.
Dia menambahkan, elemen-elemen penting berhubungan dengan personal branding ialah nilai hidup, perilaku yang merupakan perpanjangan dari pikiran kita dan visual penampilan kita dan segala yang terlihat mata. Ketika kita ingin ‘terlihat’, orang dapat menemukan kita di media sosial, hal yang baik dari kita serta karya juga kemampuan kita.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini merupakan bagian dari sosialisasi yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi. Selain Bintang Cahaya, pembicara lainnya Xenia Xenia Angelica Wijayanto dari LSPR Communication and Business Institute, Dendi Helsyanto Kordinator program Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Moh. Ridwan Relawan TIK Indonesia dan content creator Indi Arisa.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Webinar ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.