Perkembangan dunia digital membuat banyak bidang kini juga merambah ke ranah internet. Bukan sekadar bermedia sosial namun juga berkarier dan menambah penghasilan. Bahkan banyak yang benar-benar beralih ke dunia digital untuk menghasilkan pundi-pundi uang.
“Jadi di dunia digital itu tidak hanya bikin konten. Gimana sih untuk menghasilkan? Salah satunya dengan jualan. Karena sekarang semua yang bergerak di ranah offline dituntut untuk online,” ujar Firman Surya, Relawan TIK Indonesia, dalam Webinar Gerakan Nasional 2021 wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (11/6/2021).
Salah satu penunjang berdagang di dunia digital adalah sistem pembayaran. Pembayaran yang umum dilakukan oleh masyarakat yaitu kartu kredit, debit, virtual account, melalui gerai dan juga COD. Bahkan kini e-money semakin marak seperti Dana, Gopay, OVO, LinkAja dan lainnya.
Apalagi sejak pandemi Covid 19, masyarakat diminta untuk mengurangi pembayaran tunai dan dialihkan menjadi nontunai. Transaksi uang tunai menjadi salah satu penyebab virus tersebar semakin luas.
Untuk mempermudah transaksi digital maka muncullah QRIS yang diprakarasi Bank Indonesia. Quick Response code Indonesian Standard atau dibaca Kris adalah penyatuan berbagai macam kode QR dari berbagai pembayaran baik bank konvensional ataupun digital. QRIS membuat pembayaran menjadi mudah, cepat dan paling penting terjaga keamanan.
“Kenapa QRIS ini menjadi penting? QRIS kekinian, lebih praktis, meningkatkan branding, mengurangi biaya pengelolaan kas, tidak perlu menyiapkan uang kembalian, potensi peningkatan penjualan dan terhindar dari uang palsu,” jelas Firman.
Penjual juga bisa memiliki QRIS hanya lewat smartphone tanpa harus mendatangi kantor PJSP atau didatangi agen. Menggunakan aplikasi Dana atau QRen, daftar seperti biasa dan memasukkan profil nama, bidang dan jam operasional bisnis.
Pemaparan tentang QRIS tersebut hanya merupakan satu pembahasan dari webinar yang menghadirkan total 4 narasumber dan Key Opinion Leader untuk demi literasi digital. Teknologi dan kecepatan perkembangannya membuat literasi pun semakin harus digalakkan agar terhindar dari hal negatif dunia digital.
Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain Astini Kumalasari (Dosen Universitas Dian Nuswantoro), Annisa Junaidi Annisa Junaidi (Interpreter), Elly Nurul (Ketua Kumpulan Emak Blogger), dan Novi Andriati Salim sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.