Siapa sangka menjadi blogger akan menjadi profesi menjanjikan. Begitulah yang dialami Dwi Wahyudi, Relawan TIK Indonesia. Seorang blogger yang sudah ditekuni semenjak 10 tahun lalu silam.
Saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 021 untuk wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021) Dwi membagikan tips membuat artikel review (ulasan).
Artikel review adalah sebuah artikel yang dibuat khusus untuk memberikan gambaran secara detail mengenai suatu kelebihan atau kekurangan dari objek yang akan di-review. Umumnya review itu dibuat para konten kreator baik melalui audio visual maupun tulisan di mana sifatnya personal yang tidak berbayar atau iklan berbayar.
Untuk dapat membuat sebuah artikel yang menarik dibutuhkan proses pembelajaran yang di mana kuncinya utama kunci utamanya adalah suka menulis atau kalau memang tidak suka dapat mencari cara lain. Memiliki ponsel pintar atau laptop terkoneksi internet 24 jam sudah menjadi modal awal.
“Buat saja dulu konten dimulai dari keinginan untuk berbagi informasi positif ke seluruh pengguna internet di dunia. Motivasi awal adalah lakukan itu untuk diri sendiri dan berbagai manfaat untuk orang lain. Jangan belum apa-apa perspektifnya adalah uang. Begitu uangnya tidak dapat lemah semangat lalu berhenti di tengah jalan itu banyak terjadi kasus seperti itu,” ungkap Dwi.
Sebelum menulis review pertama yang dilakukan ialah mengenal produk yang akan di-review, tentukan produk. Awalnya coba gunakan hari-hari. Tulisan dimulai dari pembukaan informasi mengenai produk yang akan di-review, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
“Misalnya ini dibuat siapa, komposisinya apa saja, apakah sudah memiliki izin legalitas yang lengkap, harganya berapa, dapat dibeli dimana. Kalau memang ada testimoni ya silakan kumpulkan testimoni atau mungkin dari kita sendiri yang memberikan testimoni,” jelas pemilik blogerborneo.com ini.
Produk yang akan di-review biasanya dimulai dengan kita membeli sendiri. Maka mulai dengan produk yang biasa kita pakai. Konten kreator yang sering me-review laptop atau gawai juga berawal dari beli sendiri. Gawai yang mereka pakai dijadikan konten review, ketika channel YouTube atau blog mereka diminati banyak pengunjung dan terus berkembang. Para perusahaan tertarik untuk mengirim produk agar di-review. Konten kreator harus mencari tahu apa yang audiens butuhkan jadi melihat sisi targetnya.
Mengenai cara penulisan untuk konten kreator di blog, Dwi menyarankan untuk menulis kekurangan secara berimbang. Jangan terkesan melebihkan atau bahasa gaulnya lebay. Itu dapat menjatuhkan atau kesannya malah jadi negatif. Coba ambil sudut pandang yang seimbang antara kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut karena bagaimanapun juga tidak ada buah produk yang diciptakan sempurna.
“Dapat juga memberikan perbandingan dengan produk lain. Produk A dan produk B tapi di sini kalau saya membandingkan dengan tidak menyebutkan brand. Tapi hanya saya ambil gambaran umum saja,” ujarnya.
Webinar Literasi Digital ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi. Selain blogger Dwi, pembicara lainnya yakni Bambang Iman Santoso Pakar TI, Ari Bowo dari Siberkreasi, Frida Kusumastuti dosen UMM dan Nattaya Laksita Melati seorang Key Opinion Leader.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya kemampuan digital (digital skills), budaya digital (digital culture), etika gigital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.