Setiap ada perubahan, tentunya disertai dengan tantangannya. Begitu juga dengan TIK alias teknologi informasi dan komunikasi. Setiap ada teknologi maka akan ada celah risiko yang juga berbahaya.
Karenanya kita harus menjadi pengguna yang memiliki kesadaran etik. Dengan kesadaran itu maka kita bisa menjadi penyelamatan generasi. Pelanggaran etik media sosial dan konten negatif yang berkelanjutan bisa memberikan dampak buruk terhadap perilaku sosial.
“Teknologi informasi dengan pesat dan muncul aplikasi sederhana, cepat, sangat mudah diakses sehingga orang-orang juga mudah menyukai dan berinteraksi di dalamnya. Pengguna media sosial memiliki kebebasan berekspresi, namun kebebasan kita juga dibatasi oleh kebebasan orang lain. Inilah kesadaran etik bermedia sosial. Mari kita beralih ke aktivitas positif dan memberikan edukasi,” ujar Ediyanto, Dosen Fakultas Ekonomi dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021).
Ada beberapa isu pokok etika seperti cybercrime, ini menjadi tugas pemerintah dalam pembuat regulasi dan kita. Tanggung jawab memberikan moral perilaku digital yang baik. Ada konsekuensi dalam setiap tindakan kita begitu juga di dunia digital.
Pesatnya pertumbuhan e-commerce dan di Indonesia sangatlah popular jual beli secara online. Indonesia menjadi negara yang memiliki tingkat kemajuan tertinggi di dunia. Dalam e-commerce sudah ada regulasi jelas, hingga tindakan pencabutan izin dagang karenanya semua dilindungi.
Yang paling kejam adalah kejahatan penyebaran hoaks. Namun semua sudah cukup jelas dalam UU ITE. Kita hanya perlu belajar lebih jauh sebagai penggguna sehingga memiliki kesadaran etik.
“Ada beberapa peran kontrol media sosial yang bisa sama-sama dijaga mulai dari diri sendiri, keluarga, pemerintah dengan regulasinya, dan pendidikan lewat edukasi. Dengan konten positif bukan hanya generasi kita yang terselamatkan. Kita juga harus menjadi pelopor utama menyelamatkan etika bersosial media, buat perdamaian, ,mempersempit pertikaian dan sebagainya. Kesadaran etis harus kita tanamkan,” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021) ini juga menghadirkan Rahmat Ika Pakih M.Pd. H (Owner Anita Souvenir), Vitalia Fina Carla Rettobjaan (RTIK Bali, Dosen Universitas Bali Internasional), Tio Utomo (Co-Founder and Podcaster Box2Box Podcast Network & Content Strategist at Bates & Chi), dan Key Opinion Leader Novi Andriati Salim (Finalis Miss Indonesia 2017).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital