Keamanan digital tidak hanya di perangkat keras dan lunaknya tapi juga keamanan kita di jaringan publik dan juga keamanan brain ware. Bagaimana kita melihat anak-anak dan perempuan yang menjadi target penipuan digital saat ini. Para saudara-saudara disabilitas juga yang kerap menjadi sasaran kejahatan digital.
Dari tantangan sudah sebutkan tadi karena pergerakan kita sudah tidak mungkin menutupi transformasi digital ini yang akan bergerak. Kemudian pergerakan ini juga tentu dibarengi dengan persoalan yang lain yaitu tantangan pada cyber security yang saat ini juga semakin meningkat di Indonesia maupun di dunia.
Sri Astuty, anggota Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) mengatakan, data pribadi kita sebanyak 7 miliar lebih dalam 15 tahun terakhir ini sudah diretas. Memang tidak ada satu perangkat pun yang paripurna sempurna untuk bisa mengamankan perangkat.
Tapi yang perlu kita pahami bersama pada hari ini adalah sikap kita terhadap semua ancaman. “Ancaman itu selalu ada tapi bagaimana cara kita menghadapi ancaman yang akan merusak kemampuan dari pengamanan perangkat digital yang kita miliki,” ungkapnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021).
Sebagai contoh banyak dari tipe-tipe kejahatan digital seperti itu yang banyak masuk. Setiap hari kalau sudah pernah dibobol, data kita sudah diretas atau dicuri kemungkinan besar oknum tersebut menjualnya di pasar digital. Saat ini memang ada market kejahatan digital mereka akan menjualnya. Mulai dari nama dan nomor handphone berapa harganya.
Kejahatan lain, ada injeksi virus Malware yang juga perlu diperhatikan dan kewaspadaan yang perlu ditinggikan. Kemudian ada hacking, spamming, cyber bullying, eskploitasi anak, pencurian identitas data.
Yang paling penting dalam literasi digital terkait keamanan ini. Bagaimana mengajak masyarakat untuk mau berpikir kritis, mencerna lebih dalam karena itulah logika dalam berpikir kritis menentukan benar dan salah.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Oktora Irahadi (CEO Infina), Dewi A Sari (Ketua Sekretariat Mafindo), Sisi Suhardjo (General Manager IRIS PR) dan Novi Andiyanto Salim sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.