Perubahan kehidupan masyarakat yang terjadi saat ini di pengaruhi Teknologi Informasi yang sangat cepat berkembangnya dan bersifat destruktif. Artinya perkembangan teknologi baru akan memunculkan peluang bisnis yang baru juga menggantikan teknologi yang lama. Pandemi Covid-19 ini juga banyak mengubah kehidupan, masyarakat dipaksa untuk masuk dunia digital. Tenaga pendidik juga orang tua tidak sepenuhnya siap menggunakan teknologi untuk mengajar.
Menurut Komang Triwerthi, Dosen STMIK Primakara yang juga relawan TIK Bali, mengatakan, perilaku konsumen juga berubah dan sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis atau yang ingin mulai usaha. Masyarakat kini lebih peduli kesehatan karena keadaan. Fokus pada harga dan kebutuhan pokok karena pada dasarnya banyak yang harus bertahan hidup saat pandemi.
“Berhemat salah satunya dengan selalu memasak di rumah ditambah karena punya banyak waktu di rumah. Sehingga para ibu mulai mencoba masakan hingga cemilan,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021).
Pandemi membuat masyarakat khawatir bertemu banyak orang sehingga mereka lebih banyak menggunakan layanan bebas kontak 24 jam. Kemudian cashless karena mengurangi ruang gerak juga kemudian layanan cepat dan efisien ini karena semuanya serba online. Terbiasa dengan berlangganan untuk menonton, mendengarkan musik dan hal lain. Bisnis digital juga mengalami transformasi dan selalu berkembang. Maka para pelaku di dalamnya juga harus menyadari dan ikut berkembang.
“Mereka harus selalu memiliki pola pikir digital dan platform online bukan hanya konten tapi juga harus memperhitungkan like, followers-nya berapa jadi kita harus menciptakan kedekatan yang bagus dengan konsumennya,” ujar Komang.
Komunikasi juga penting, menciptakan suasana hangat sehingga jika konsumen puas, dia akan selalu beli di tempat kita. Bentuk komunikasi pada era digital ialah melalui penulisan caption pada foto di media sosial, foto juga harus menarik.
“Saking caption itu berpengaruh, kini ada layanan jasa pembuatan caption. Kalau di Bali untuk villa-villa yang akan dipromosikan di online. Butuh caption menarik. Penulisan caption ini juga akhirnya jadi peluang usaha,” jelasnya.
Terakhir, bisnis digital yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat yakni cepat, mudah. Jangan lupa ekspektasi konsumen harus ada umpan balik. Umpan balik itu nanti dapat menjadi testimoni yang dipakai untuk rekomendasi penjualannya.
Dalam pidato peluncuran Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Presiden Joko Widodo juga berharap masyarakat dapat meningkatkan produktivitas dengan membuat UMKM naik kelas on-boarding di platform e-commerce. Sehingga internet bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Farid Zamroni (Presidium Mafindo), Khemal Andrias (CEO NXG Indonesia), Queena Fredlina (Relawan TIK Bali), dan Dian Putri Nitami sebagai Key Opinion Leader
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.