Sekolah online masih menjadi tantangan para orang tua zaman sekarang. Bagaimana mereka harus mampu membuat anak-anak tetap fokus belajar dan tetap senang menjalani hari-harinya
Ni Luh Putu Ning Septyan, dosen STMIK Primakara yang juga peneliti di bidang anak dan pendidikan ini mengatakan, orang tua harus menyadari dahulu apa saja peran mereka dalam pembelajaran jarak jauh ini.
Orang tua pada dasarnya merupakan guru nomor satu di rumah terlepas adanya sekolah online atau tidak. Di rumah, orang tua yang juga mengajarkan berbagai hal kepada anak. Orang tua juga sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas, untuk sekolah jarak jauh ini, orang tua mampu menghadirkan gawai dan internet untuk anak. Tidak harus diberikan khusus kepada anak. Gawai milik orang tua pun bisa diberikan saat waktu sekolah.
“Orang tua juga menjadi motivator sekaligus pengarah dalam setiap pengajaran. Jangan melepas mereka begitu saja sekalipun sudah di bangku SMP atau SMA,” jelasnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021).
Perempuan yang akrab disapa Putu Ning ini juga memberikan kiat apa saja yang dilakukan di rumah dalam rangka menjalani peran-peran tersebut.
- Sediakan ‘kelas’ anak. Anak juga butuh ruang untuk mereka belajar. Beri sedikit bagian rumah untuk menjadi tempat nyaman mereka belajar. Tidak perlu dihias dengan berlebihan, cukup peralatan sekolah dan sediakan cemilan di dekatnya.
- Buat Jadwal Sekolah Anak. Buat di Excel atau Canva agar lebih cantik, jadwal anak seharian mulai pagi saat bangun tidur, belajar, main hingga tidur malam.
- Kenali Anak Lebih Jauh. Jadikan anak full di rumah sebagai waktu untuk Anda mengenal mereka lebih dalam. Caranya dengan banyak berdiskusi dan biarkan mereka banyak bercerita kepada Anda.
- Bangun Kedekatan dengan Anak. Coba bangun hubungan emosial melalui bermain bersama atau mini DIY project misalnya vlog bareng atau membuat volcano
- Bangun ‘Dual Relationship’. Coba untuk tidak selalu menjadi orang tua bagi mereka. Putu Ning memberikan cara yakni dengan mengganti kata ‘sayang’ dengan nama anak kita. Mereka akan merasakan hal berbeda.
- Pastikan Anak Belajar dengan Sehat. Dokter anak mengatakan, 20-20 yakni 20 menit anak melihat screen, 20 menit melihat yang lain sambil beristirahat. Jarak antara anak dan layar juga usahakan sekitar 50-70 cm.
- Bangun Aktivitas Fisik dan Hal Seru. Anak tidak selalu diajarkan mengenai nilai, namun membangun semua sistem di dalam hidup. Jadi jangan lupa mengajak mereka ke luar rumah untuk berolahraga atau bermain fisik lainnya.
- Jangan Takut untuk Bertanya. Perlu diingat anak-anak masih memiliki guru di sekolah, wali kelas atau guru pelajaran. Jangan ragu untuk selalu konsultasi dengan mereka. Diskusi juga dengan komunitas orang tua di sekolah, itulah bentuk perhatian Anda terhadap tumbuh kembang anak.
Putu Ning mengingatkan orang tua untuk tidak stres dan tidak terlalu banyak menuntut anak menjadi sempurna. Yakini setiap anak itu memiliki keunikan masing-masing sehingga tidak untuk dibandingkan dengan anak lain.
Sekolah online ini menjadi bagian dari masyarakat di saat pandemi ini. Maka sudah selayaknya masyarakat berpikir lebih digital. Menyesuaikan dengan kemajuan zaman, dimulai dari lebih mengenal literasi digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Vitalia Fina Carla (Dosen Universitas Bali Internasional), Ediyanto (Dosen UNARS), Tio Utomo (Penulis dan Content Strategist Bates CHI & Partner), dan Bella Winarta Putri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.