Gawai dan internet menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari anak-anak usia sekolah. Apalagi mereka kini mereka harus menjalani pembelajaran jarak jauh. Maka tugas orang tua kini bukan membatasi mereka untuk menggunakan gawai dan internet. Namun yang wajib dilakukan ialah mendampingi dan memberi pemahaman soal digital.
Literasi digital sangat penting dimiliki oleh orangtua zaman sekarang. Agar dapat mendekatkan dengan generasi mereka yang masuk digital native society. Orang tua sebagai imigran yang tadinya tidak tahu teknologi lalu belajar teknologi. Berbeda dengan mereka yang lahir pada zaman teknologi. Mereka memiliki kecakapan dalam teknologi jauh lebih baik daripada orangtuanya.
`
Hal tersebut disampaikan, Ni Luh Putu Ning Septyan, relawan TIK Bali yang juga peneliti di bidang anak dan pendidikan ini menjelaskan literasi digital membantu orang tua agar dapat menjadi fasilitator yang baik.
“Orang tua dapat memberi tahu yang baik dan tidak di ranah digital. Intinya orang tua sebagai filter anak. Bayangkan jika orang tua tidak paham bagaimana berinternet yang baik. Bagaimana nanti anaknya berselancar di dunia maya,” ungkapnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat Rabu (30/6/2021).
Literasi digital juga melahirkan pribadi yang kritis terhadap teknologi sebagai bekal untuk mewariskan sikap kritis kepada anak. Untuk mendampingi anak belajar di rumah, Putu Ning membagikan platform digital menarik yang dapat dipakai orang tua.
Seperti untuk aplikasi untuk membaca, menurutnya membaca sangat penting apalagi untuk anak. Apalagi orang tua membacakan cerita sebelum anak tidur. Untuk memperbaharui cerita, orang tua dapat membuka ipusnas.id milik perpustakaan nasional Indonesia. Platform ini berbentuk media sosial yang nanti pengunjung dapat berkomentar mengenai sebuah buku. Pengguna juga dapat saling mengulas buku dan merekomendasi buku bacaan dengan sesama pengguna.
Kemudian ada, Global digital library yang memiliki koleksi lebih dari 6000 buku dengan 70 lebih bahasa. Website lain ialah storyweaver.org.in yang juga sama seperti global library. Ada ribuan buku serta 298 bahasa yang bisa dipilih
“Jadi kita bisa memilih mau baca buku yang mana dengan bahasa yang kita inginkan. Bahasa Bali juga ada di sini sebagai bahasa lokal. Istimewanya ada level yang dapat disesuaikan dengan kemampuan anak,” jelasnya.
Selain untuk membaca ada juga aplikasi edukasi dan game edukasi guna melatih motorik anak. Hal ini penting sebagai tambahan pengajaran dalam pelaksanaan belajar online. Britishcoucil, sebuah website gratis yang menyediakan kegiatan menulis, membaca, berbicara, mengenal vocab, games.
“Misalnya kita ingin membuat craft dapat memilih paint nanti akan ada gambar untuk menggambar juga mewarnai nanti dapat di-download gambarnya, lalu kita print sendiri. Anak dan orangtua dapat mewarnai bersama. Kegiatan di rumah menjadi lebih menyenangkan tanpa perlu ke luar rumah untuk membeli buku,” jelasnya.
Anak-anak juga dapat mengakses pbkids.org website di mana anak-anak dapat memilih game edukatif menggunakan beberapa karakter terkenal membuat anak anak termotivasi.
Putu Ning tidak lupa mengingatkan kepada orangtua untuk jangan pernah membandingkan kehidupan anak-anak dengan kehidupan mereka dahulu. Karena sangat berbeda zamannya. Mereka hidup di zaman sekarang dengan segala kecanggihan teknologi yang ada.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Ariyo Zidni (Pendongeng dan penulis cerita anak), Anita Wahid (Wakil Ketua Siberkreasi), Giri Lukmanto (anggota Masyarakat Anti Fitnah Indonesia – Mafindo) dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.