Diskripsi digital sebuah keniscayaan, semua manusia yang ingin maju harus mau masuk dalam digital. Mulai belajar digital berapapun usia kita. Sebab, menurut Pakar Neurosains Bambang Iman Santoso otak manusia dapat dilatih sehingga tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada lagi yang boleh mengatakan saya gaptek alias gagap teknologi. Semua harus belajar jika ingin hidup menggunakan teknologi.
Dalam menyikapi disrupsi digital, otak manusia pun menerima sehingga dapat disesuaikan dengan kehadiran teknologi. CEO Neuronesia ini mengatakan, manusia itu pada dasarnya menyukai hal yang baru (novelty) banyak hal baru yang ditawarkan di dunia digital.
“Hormon dopamin kita akan keluar jika status kita banyak yang menyukai, kalau ada yang komentar langsung dibalas. Kita antusias dengan hal baru,” jelasnya saat menjadi pembicara di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (5/7/2021).
Dia kembali menjelaskan, otak manusia suka hal familiar atau sesuatu yang dekat, yang sudah lama harus seimbang dengan sesuatu yang baru. Otak manusia suka feedback, senang mendapat komentar tapi yang positif atau kritikan namun yang dapat membuat mereka bersemangat. Selain itu otak senang mendapat reward, maka algoritma media sosial itu terkadang seperti mengikuti kesenangan penggunanya.
“Bukan hanya sekadar berapa love, like tapi juga rupiah seperti di YouTube bisa di-monetize. Bagian dari distrupsi digital yang harus dimanfaatkan manusia dengan kembali belajar,” ungkapnya.
Otak manusia juga suka meniru, semua perbuatan kita di media digital diperkuat. Perbuatan baik akan semakin dilihat sangat baik, sedangkan perilaku buruk akan menjadi tambah buruk. Maka, hati-hati berperilaku di depan publik karena ada saja orang lain yang meniru.
Sifat manusia seperti imajinasi kreativitas, intuisi, emosi dan etika akan menjadi hal yang penting di masa depan. Jadi, Bambang menyatakan, Artifical Intellegence dan knowledge growing system akan mengejar ke sana. Robot-robot akan berperasaan, bukan hanya itu robot akan santun. Maka, jangan sampai manusia kalah dari robot.
Manusia dalam menyikapi informasi itu tidak linear, berita positif dan negatif tidak akan bisa seimbang. Karena kenyataannya di dalam otak manusia 95% positif bisa kalah dengan 5% informasi negatif. Berita mengenai Covid-19 sangat ekstrem, menurutnya harus hati-hati dalam melihat berita sebab sangat berbahaua untuk kesehatan otak.
“Jangan terlalu takut berlebihan itu dapat membunuh pikiran kita sendiri dan berakibat ke kondisi fisik. Kita harus bijak, hati-hati untuk diri sendiri selebihnya jangan juga paranoid,” pesan Bambang.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (5/7/2021) juga menghadirkan pembicara Giri Lukmanto (peneliti Mafindo), Indriyatno Banyumurti (Program Manajer ICT Watch), Rahmat Humala Putera (Relawan TIK Medan) dan Shinta Nova sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.