Membuka toko online menjadi satu-satunya cara para pedagang untuk terus bertahan di masa pandemi. Terlebih dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pandemi mengubah tatanan ekonomi yang secara tidak langsung berimbas kepada semua sektor. Biasanya jualan door to door sekarang tidak mungkin dilakukan bahkan kita kalau punya toko offline pun harus dibatasi jam operasionalnya
Para pelaku UMKM terkendala mengenai penjualan yang biasanya bisa ke mana-mana sudah, konsumen bisa bertatap muka langsung untuk tawaran dan nego harga, sekarang tidak bisa dilakukan. Otomatis omset offline merosot tajam tidak sesuai dengan target seperti biasanya.
Maka, masuk ke ruang digital menjadi solusi jitu. Pasar terbuka luas karena sekarang semua harus berbelanja online.
Blogger yang juga seller online, Wijaya Kusuma Ketua RTIK Kabupaten Subang mengatakan, para pedagang kini dapat mulai berjualan online. Di media sosial atau pun marketplace. Bagi yang ingin memulai juga bisa menggunakan media sosial yang biasa digunakan untuk berjejaring. Manfaatkan teman-teman di media sosial menjadi target promosi kita.
“Kita lakukan riset kecil-kecilan apa yang dibutuhkan warga saat ini, di kala pandemi. Buka media sosial dan perhatikan apa yang masyarakat sering bicarakan di media sosial, senang beli apa,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021).
Bandingkan harga pasaran jika kita menjual produk yang memang banyak dijual orang lain. Coba kita memberikan sebuah perbedaan agar konsumen mau membeli kita seperti diskon, gratis ongkir, atau hadiah lain.
Selanjutnya membuat akun media sosial sebanyak-banyaknya namun tetap harus dapat dipertanggung jawabkan. Tidak masalah, jika toko online kita punya banyak media sosial untuk menjaring pelanggan. Terpenting setiap media sosial itu harus ada yang mengelola jangan sampai ketika followers ada yang bertanya atau memesan tidak terjawab.
Maka, mencantumkan kontak yang dapat dihubungi menjadi sebuah kewajiban untuk para penjual online. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah nomor khusus untuk penjualan. Sebaiknya terpisah dengan nomor pribadi atau paling tidak di WhatsApp itu menjadi WhatsApp bisnis dan juga nomornya di private sehingga tidak bisa dihubungi oleh sembarangan orang. Pelanggan hanya dapat menghubungi di chat saja.
Posting produk di media sosial atau marketplace secara konsisten, kita menawarkan promosi tidak hanya sekali sekali sejam. Melakukan promosi yang menarik dengan membuat poster gambar flyer digital di media sosia banyak aplikasi untuk membuat ini
“Tambah skill, kita juga untuk menjadi desainer grafis banyak aplikasi pembuatan flyer gratis. Inspirasi juga banyak kita dapatkan dari poster promosi banyak seperti dari Pinterest,” jelasnya.
Perbanyak link dengan mengikuti komunitas entrepreneur atau juga masuk yang sesuai target market kita. Andalkan temen-teman di sekitar untuk dibantu promosi. Jangan lupa tetap konsisten dan pantang menyerah, sebab usaha di dunia digital dibutuhkan banyak cara dan strategi sesuai dengan kemajuan zaman. Maka, pentingnya para penjual untuk selalu belajar, membuat konten, sarana promosi hingga nanti menggunakan iklan di media sosial.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Bahruddin (RTIK Indonesia), Mario Antonius Birowo (Atmajaya Yogyakarta), Jackelin Hera Lotulung (Universitas Sam Ratulangi), dan Nattaya Laksita Melati sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.