Sebagai warga Indonesia yang memiliki dasar Pancasila yang setiap nilainya memiliki makna untuk bersikap. Kita selalu diingatkan untuk menebar cinta kasih di atas perbedaan di ruang digital. Kesetaraan dalam memperlakukan orang lain di ruang digital penting untuk dilakukan sesuai dengan sila kedua.
Tidak lupa untuk selalu mengutamakan kepentingan Indonesia,menggunakan produk lokal dan bangga terhadap dalam kebudayaan Indonesia di ruang digital.
Leni Fitriani dosen Sekolah Tinggi Teknologi Garut mengingatkan agar para warga digital untuk demokratis atau memberikan kesempatan orang lain berpendapat berekspresi di ruang digital. Terakhir, sesuai sila kelima, gotong royong bersama-sama membangun ruang digital ini menjadi lebih nyaman.
Pengamalan nilai Pancasila itu juga harus diterapkan di ruang digital. Bagaimana ketika ada di dunia digital itu kita harus berpikir kritis dapat memilah mana informasi yang benar, harus dibagikan dan informasi yang layak juga penting untuk disebarkan. Jika informasi masih tidak jelas bahkan dirasa tidak penting dan tidak layak untuk dibagikan memang lebih baik menundanya atau tidak sama sekali disebarluaskan.
“Masyarakat digital indonesia juga harus menghindari filter bubble, jangan sampai mempersempit pandangan bahkan sampai mendoktrin orang atau sekumpulan orang supaya kita menjadi sumber informasi mereka. Sehingga nantinya mereka akan kurang wawasan di luar yang yang akhirnya nanti akan menjadi echo chamber,” ujar Leni dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (26/7/2021) siang.
Echo chamber, komunitas tersebut dia tidak mempercayai informasi yang ada di luar komunitasnya dan ini sangat berbahaya. Makanya ke-Indonesiaan warga negara digital itu harus paham tujuan dari pembuatan media juga selalu berhati-hati dengan hoaks.
“Saring semua informasi yang ada jangan pernah menelan mentah-mentah selalu mencari fakta dan data dan terakhir selalu memakai etika saat berinteraksi dengan orang lain di dunia digital,” pesannya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (26/7/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Citra Rosalyn (Universitas Negeri Makassar), Bayu Wardhana (Majalah Independen) Hani Fibianti (Molecula Indonesia) dan Shinta Putri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.