Dalam berbisnis ada satu langkah yang harus dilakukan para pengusaha yaitu melakukan riset pasar. Bertujuan untuk pengembangan dan meminimalkan risiko. Agar pengusaha mampu memahami peta persaingan juga membuka jalur komunikasi dan konsumen.
Riset pasar juga mampu meningkatkan reputasi merek dan meningkatkan penjualan dan strategi periklanan karena dapat melihat kesesuaian antara produk dan kebutuhan konsumen. Dan yang paling penting adalah menangkap peluang bisnis baru.
Hampir setiap usaha sekarang memiliki media sosial, sebagai sarana promosi dan mendekatkan dengan konsumen. Media sosial juga dapat dijadikan sebagai alat untuk meriset pasar, memantau bagaimana follower yang juga profile konsumen produk.
Muhammad Miftahul Nadzir, Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengatakan media sosial Instagram yang paling mudah untuk digunakan sebagai periset. Sebelum itu dapat dilihat dulu dari yang sudah nampak dalam postingan. Seperti love yang ada di feed Instagram.
“Love atau like yang ideal itu ialah 10 persen dari jumlah followers. Jadi jika Anda ingin menyewa endorser atau paid promo. Anda harus melihat akunnya terlebih dahulu. Berapa jumlah followers, kalau followersnya puluhan ribu, love-nya 10 ribu berarti akunnya itu akun riil atau sehat. Dia tidak memberi followers,” ungkap Miftahul di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (27/7/2021).
Komentar di Instagram juga dapat melihat testimoni, seberapa mereka menyukai produk Anda dan antusis dengn produk baru. Selain itu, memanfaatkan fitur di Instagram untuk riset seperti kolom pertanyaan, kuis, polling dan emoji slinder. Untuk mengetahui selera mereka sehingga Anda dapat terapkan.
“Dengan menggunakan fitur itu kita bisa melihat insight dari para followers kita sehingga kita tahu pemikiran mereka seperti apa keinginan dan apapun sesuai dengan pertanyaan yang kita ajukan,” jelasnya.
Dengan melakukan itu para pengusaha sebenarnya sudah melakukan segmentasi pasar. Ditambah dengan melihat jawaban dari followers pengusaha dapat mengetahui profil demografis. Seperti umur, pendapatan, gender, status perkawinan pendidikan.
Lalu juga profil geografis yaitu tempat tinggal mereka di desa atau di kota. Dari sisi kehidupan dapat dilihat profil perilaku konsumen, sikap, kebiasaan, gaya hidup dan lainnya.
“Tentu jika ingin melihat hal itu, Anda juga harus membuat pertanyaan yang sesuai. Agar pas sesuai yang diinginkan,” ujarnya.
Para pengusaha dapat melihat profile konsumennya hanya dengan memanfaatkan fitur yang sehari-hari sering digunakan untuk bersosialisasii dan promosi.
Mengutip quotes dari Don Crowther, digital dan online marketing strategies. Para pengusaha harus menempatkan perspektif konsumen, perlu memahami kebutuhan mereka. Bukan mereka yang memahami kebutuhan pengusaha. Sehingga pengusaha dapat memenuhi kebutuhan mereka dan produknya menjadi solusi atas permasalahan yang konsumen hadapi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (27/7/2021) juga menghadirkan pembicara Muhammad Arifin (Relawan TIK Indonesia), Fikri Andika (NXG Indonesia), Aris Ripandi (RTIK Sukabumi), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.