Saat pandemi seperti ini dapat dimanfaatkan untuk lebih produktif dari rumah. Kita bisa belajar dari hal kecil, mudah, dan murah yaitu meningkatkan skill melalui ponsel pintar. Sehingga konten di media sosial kita kan nampak foto atau video yang lebih estetik. Terlebih untuk para pelaku UMKM, cara mengambil foto produk akan sangat menentukan.
Asep Suhendar kreator konten Enthusiastic Cinematography di YouTube, Facebook dan Instagram ini mengatakan, teknik fotografi di smartphone rule of third, dan HDR. Jadi ketika mengambil foto tidak hanya asal jepret saja tapi ada fitur-fitur di kamera ponsel yang dapat dimanfaatkan.
Rules of third adalah garis bantu kita bisa memposisikan foto itu di tengah, kanan atau kirim. Garis-garis ini membentuk dua garis vertikal dan garis horizontal sehingga ada 9 kotak. Sehingga kita bisa menempatkan objek di tengah dari kotak-kotal tersebut.
“Fitur ini namanya grid ada di pengaturan kamera smartphone. Ketika grid sudah diaktifkan, garis-garis bantu ini akan muncul saat kita akan mengambil gambar,” jelas Asep saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021).
Fitur kedua di kamera adalah HDR, dengan fitur HDR ini warna objek yang kita foto akan jauh lebih terang dan warna lebih muncul atau kelihatan. Membuat objek yang kita foto menjadi lebih cerah dan menyerupai warna aslinya. Fitur HDR ini dapat diaktifkan saat kita ingin mengambil gambar dalam kondisi cahaya yang tidak terlalu terang. Fitur HDR ini untuk foto produk yang akan dijual. Sebab biasanya harus lebih jelas, lebih terang.
Kemudian Asep juga memberikan teknik fotografi dengan menggunakan ponsel pintar. Ketika ingin mengambil sebuah objek coba tambahkan properti tidak hanya satu objek itu saja biasanya ini untuk marketing. Properti yang bentuknya lebih kecil sebagai dasar atau pelengkap. Properti kecil yang dimaksud seperti kancing, manik-manik atau apapun yang dapat ditabur menjadi background.
Dalam pengambilan video melalui smartphone juga yang pertama cara posisi pengambilan objek. Secara portrait atau landscape, ini ditentukan oleh penentuan akan ditayangkan di mana hasil video ini.
“Jika ditayangkan di YouTube yang memungkinkan untuk ditayangkan di TV sebaiknya mengambil video secara landscape. Sementara jika hanya ingin ditampilkan di media sosial atau hanya di layar ponsel boleh mengambil video secara potret. Jadi semua tergantung kebutuhan publish di mana,” ungkap Asep.
Gunakan tripod untuk menyeimbangkan, jika memang dirasa tidak cukup ahli untuk memegang kamera selama shooting berlangsung. Biasanya akan banyak getaran atau goyangan jika tangan yang memegang ponsel pintar.
Kemudian manfaatkan kunci fokus jadi tidak langsung hanya merekam saja tetapi dapat difokuskan dulu atau dikunci dulu. Sebenarnya fitur ini sudah disediakan oleh setiap smartphone. Jadi ketika akan merekam coba difokuskan terlebih dahulu objek apa yang akan kita ambil supaya hasil dari videonya juga lebih maksimal tidak tiba-tiba blur.
Cahaya menjadi sangat penting, Asep mengatakan ketika kita melawan cahaya atau membelakangi cahaya akan berpengaruh tampilan gambar yang kita rekam. Nanti akan backlight atau akan berwarna lebih gelap. Berbeda jika memang tujuan membuat video yang karismatik, estetik atau dengan tema sendu. Nuansa hitam seperti itu bisa melakukan dengan membelakangi cahaya.
Fitur di ponsel pintar untuk video lainnya yang dapat digunakan ialah time laps dan slow motion. Dikhususkan untuk video-video yang lama durasinya tapi kita mau melihatnya dengan cepat seperti video unboxing. Atau melakukan video ini atau untuk kegiatan sehari-hari yang direkam sampai satu jam, padahal kita butuh hanya 5 menit.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021) juga menghadirkan pembicara Leni Fitriani (STT Garut), Muhammad Sahid (Universitas Alauddin Makassar), Felix Kusmanto (Dosen Psikologi), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.