Budaya Indonesia merupakan suatu karya khas dan dibanggakan yang dihasilkan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Tentu, mencerminkan jati diri dan identitas bangsa Indonesia. Tidak heran warga asing mengenal kita sebagai warga Indonesia ini dari budayanya. Namun sekarang banyak permasalahan dalam budaya, terutama warisan dari budaya ini yang malah terkesan kuno.
“Tidak akan terlihat kuno jika anak zaman sekarang memiliki kemampuan di bidang digital. Sehingga budaya itu bisa dikemas dengan lebih kekinian. Tengok saja karya dari Weird Genius yang sangat bagus hingga musik masa kini dipadukan dengan gamelan dan bahasa Jawa di tengah-tengah lagu,” ujar Mohammad Lutfi, pengurus RTIK Blitar dalam Webinar Literasi Digital Nasional 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021) pagi.
Jika kita tidak mengenal budaya Indonesia, tidak ikut belajar dan mempopulerkannya budaya Indonesia dipastikan akan cepat punah. Tertutup budaya-budaya lain yang masif masuk ke Indonesia. Untuk mengenal dan mempelajari budaya, ada tiga bentuk budaya. Pertama, praktik, bagaimana penggunaan produk dan interaksi dalam budaya sosial seperti komunikasi yakni, penampilan, kegiatan ritual adat.
“Indonesia kaya akan ritual hampir setiap daerah ada ritual budaya masing-masing. Ritual upacara kelhairan, kematian hingga saat panen tiba juga acara keagamaan yang dikemas secara adat,” ungkap Lutfi.
Bentuk kedua ialah produk, ada yang berwujud dan tidak berwujud. Berwujud seperti lukisan, patung, karya sastra. Tidak berwujud yakni dongeng lisan, tarian, ritual sakral, sistem pendidikan dan lainnya. Bentuk ketiga ialah perspektif atau nilai-nilai, keyakinan, gagasan yang mendasari produk budaya itu sendiri.
“Terkadang dalam setiap budaya atau kesenian tertentu ada arti atau makna di baliknya. Motif batik juga ada nilai tersendiri yang bermakna, baju adat hingga bentuk rumah itu juga terkandung nilai-nilai yang dapat diambil sebagai contoh hidup atau apapun itu,” jelasnya.
Transfer budaya dengan membawa nilai-nilai budaya ke ruang digital. Kalau dulu ingin mempelajari satu budaya di Indonesia dari ratusan budaya di Indonesia. Kita bisa mengunjungi daerah tersebut tapi sebenarnya tidak mungkin juga dilakukan, mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas. Akhirnya yang dapat dilakukan, dengan sebuah objek wisata Taman Mini Indonesia. Di sana berbagai keanekaragaman Indonesia digambarkan.
Berbeda dengan sekarang, jika kita ingin mengetahui budaya budaya di Indonesia kita dapat mengakses internet, kapan saja dan di mana saja. Serta apa saja kita bisa cari berbagai bentuk dari budaya itu sendiri.
Pemerintah sudah menyediakan infrastruktur agar masyarakat dapat mengakses internet. Maka sebaiknya kemudahan yang telah diberikan ini dapat kita gunakan sebaik mungkin untuk mencari informasi mengenai hal positif termasuk mengenai beraneka macam kebudayaan Indonesia.
Selain mencari tahu dan mempelajari kebudayaan Indonesia masyarakat juga sebaiknya berpartisipasi budaya di ruang digital. Misalnya dengan bergabung bersama kelompok seni budaya yang ada di ruang digital.
“Coba juga kita mendorong agar lembaga budaya atau komunitas-komunitas budaya agar memiliki media digital sehingga mampu menghadirkan seni budaya dan bahasa daerah mereka dalam ruang digital yang lebih luas,” sarannya.
Para kreatif yang biasa mengadakan lomba 17 Agustus atau lomba peringatan hari lain dapat membuat lomba bertemakan budaya. Tentu lomba seperti ini akan jauh lebih mudah diikuti para generasi muda sekalipun anak SD karena mereka bisa melakukan pencarian di mesin pencarian Google. Kemudian mengemas informasi itu dengan cerita menggugah.
Dengan kita mencari tahu bahkan membuat konten mengenai budaya Indonesia sebenarnya kita sudah mempertahankan kebudayaan. Menjadikan budaya sebagai identitas juga jiwa kreativitas kita dapat disalurkan dengan membuat produk barang kesenian yang nantinya bisa diekspor ke negara lain. Dari segi ekonomi akan menambah pendapatan negara.
Manfaat lain, dapat memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia dan untuk benda-benda bersejarah pun kita dapat menyelamatkan warisan kebudayaan. Kita dapat membantu dunia pendidikan dan pengetahuan dengan konten-konten yang kita buat.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021) pagi juga menghadirkan pembicara Ismail Tajiri (RTIK Sukabumi), Bambang Iman Santoso (Neuronesia Learning Center), Aries Saefullah (RTIK Indonesia) dan Ida Rhjinsburger sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.