Anak, gawai dan internet menjadi sebuah hal yang tidak bisa terhindarkan lagi. Tidak bisa sekarang anak-anak jauh dari dunia digital sebab dalam keseharian untuk sekolah mereka membutuhkannya.
Perlu disadari orang tua adalah pentingnya pendampingan anak saat berlayar di dunia digital. Dimulai dari pemahaman terhadap konten media digital dan seterusnya. Itu semua harus dilakukan orang tua.
“Sampaikan pada mereka bahwa di dunia digital itu akan banyak sekali konten maupun informasi yang beragam sehingga akan muncul beberapa hal yang belum sepatutnya mereka lihat. Beritahu juga konten apa saja yang boleh dan tidak untuk mereka akses, komunikasi yang tepat yang harus dilakukan orang tua agar pesan yang disampaikan kan dimengerti anak,” ujar Dewi Tresnawati dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (30/7/2021).
Alasan anak melihat pornografi sebagian besar karena tidak sengaja awalnya. Artinya orang dewasa gagal memahami era digital untuk melakukan pendampingan.
“Kalau ada orang dewasa di sampingnya. Tidak akan anak-anak membuka situs yang aneh-aneh. Mereka fokus dengan apa yang dikerjakan,” sambungnya.
Dalam keseharian penting untuk menegakkan aturan penggunaan media digital dari segi durasi sebagaimana disarankan oleh Asosiasi Nasional untuk PAUD. Sehari anak hanya boleh menggunakan gawai sebanyak 2 jam hal ini menyangkut akan kesehatan mereka juga. Lantas bagaimana dengan keadaan sekarang di mana anak sekolah online.
“Jadi kalau bisa selama 2 jam itu memang dimanfaatkan untuk belajar atau mencari literasi. Sebenarnya dalam belajar online ini orang tua pun dituntut untuk ikut menjelaskan sehingga anak tidak selalu harus di depan gawai,” ujarnya.
Ketika sudah ada instruksi materi dari guru atau sudah dijelaskan oleh guru. Anak bisa langsung jelaskan kembali oleh orang tua tanpa melihat lagi gawai. Jadi selama 2 jam itu ada waktu jeda tidak full.
Intinya adalah komitmen pada kelompok keluarga multi usia anak-anak usia PAUD hingga SMA. Kesepakatan keluarga sebagai bagian komunikasi kebersamaan untuk pengelolaan waktu. Biasanya anak yang lebih kecil akan iri melihat kakaknya lebih lama menggunakan gawai. Orang tua dapat memberikan pemahaman mengapa kakaknya lebih lama dalam menggunakan gawai. Ajak dia untuk melihat apa yang dilakukan kakaknya bahwa kakaknya masih belajar dengan waktu yang juga lebih lama. Kesepakatan keluarga untuk memanfaatkan alat teknologi pendidikan bukan hanya anak juga yang diatur tetapi orang tua. Saat di rumah orang tua seharusnya bisa membatasi waktu menggunakan gawai agar anak dapat mencontoh.
Kecuali memang orang tua sedang bekerja di rumah, berikan pengertian pada anak apa yang sedang kita lakukan. Intinya komunikasi dan transparansi bagaimana mereka bisa melihat langsung apa yang orang tua kerjakan. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (30/7/2021) juga menghadirkan pembicara Rendi Saiful Ajid (RTIK Jawa Barat), Dewi Tresnawati (RTIK Indonesia), Sri Astuty (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin) dan Tresia sebagai Key Opinion Leader