Pengguna media sosial di Indonesia saat ini seringkali menimbulkan hal-hal kurang baik terutama dalam berkomentar. Sebagian orang yang tidak bertanggung jawab banyak berkomentar sangat ‘pedas’ yang sangat menyakitkan.
Maka menjadi masyarakat digital, harus kuat mental atau bermental baja karena akan sangat banyak ditemui mulai dari komentar tidak mengenakan, atau postingan yang mungkin saja menyulut emosi. Sehingga dibutuhkan jiwa tenang, santai, tidak cepat mengambil hati atau emosi. Tidak semua yang ada di media sosial, dianggap serius.
Bahkan, menurut Yopi Nugraha, Dosen Institut Ilmu Pendidikan Indonesia, Facebook bukan untuk berkomunikasi. Tetapi menjadi tempat untuk saling menebar kebencian. Padahal jika menilai dari pengalaman yang sudah-sudah kita memiliki tata bahasa baik atau terbiasa bertutur baik. Namun seringkali berbeda saat sudah berada di dunia digital.
Maka, ketika di dunia digital, harus mulai disiplin dengan beretika yang baik seperti membaca berita tidak asal. “Jangan hanya melihat dari judulnya saja, ketika judul menarik perhatian langsung dibagikan sebab nanti mungkin saja akan menimbulkan komentar yang mengundang atau menyebabkan pertikaian,” ungkap Yopi saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (2/8/2021).
Komentar-komentar yang mengundang pertikaian seperti komentar yang mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan). Makanya ketika kita lihat sesuatu kita tidak perlu mengomentari yang berhubungan dengan agamanya, suku bangsa atau rasnya. Fokus kepada hal-hal lain seperti prestasinya hasil karya dan lainnya.
Komentar lain yang sebaiknya dihindari adalah komentar mengandung perundungan alias bully. Bully ini terjadi di semua segmen dari pengguna internet dewasa maupun anak-anak
“Padahal nyata dampak yang ditimbulkan dari perundungan ini adalah dapat merusak mental orang lain dapat terbayangkan jika anak-anak yang sudah masuk dalam dunia digital ini menjadi korban dari perundungan,” ujar Yopi.
Merusak mental orang lain itu, memang tidak dapat diketahui secara pasti, ketika dia dalam kondisi yang tidak nyaman atau jauh dari kondisi stabilnya. Tiba-tiba dapat perundungan itu yang dapat langsung merusak mental, merusak pola pikir atau apapun aktivitas dalam bisnis maupun belajar atau untuk apapun yang sedang dia kerjakan.
Komentar yang mengubah privasi orang lain, juga harus perhatian warga digital. Tidak menggunggah foto, video atau apapun tanpa seizin mereka. Karena itu adalah hak orang lain maka kita harus menghargai hak tersebut. Kalau melanggar, akibatnya dapat membuat orang tersinggung sehingga membuat pertikaian di ruang digital dan hubungan pertemanan juga menjadi renggang.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (2/8/2021) juga menghadirkan pembicara Leni Fitriani (STT Garut), Andika Zakiy (Sejiwa), Stefany Anggriani (Makeup Influencer), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.