Setiap orang tua pasti memiliki cita-cita untuk mendidik anak sebaik mungkin. Anak-anak diharapkan menjadi agen perubahan di masa depan, membuat dunia menjadi lebih baik. Tidak ada salahnya bercita-cita seperti itu, orang tua harus terus menemukan hal-hal baik untuk menjadikan anak-anak jujur, disiplin, cepat tanggap, mandiri dan mampu bersosialisasi. Terakhir ialah bagaimana anak cakap teknologi sebagai Native Digital.
Anak-anak zaman sekarang disebut Native Digital karena mereka lahir ketika kecanggihan teknologi ini sudah ada. Membuat mereka memang harus dikenalkan dengan dunia digital, tidak masalah asal orang tua memiliki aturan-aturan sendiri dan kita bisa membersamai mereka. Sehingga dunia Internet menjadi tempat yang aman untuk mereka.
Sebagai orang tua kita harus memiliki peraturan sendiri dalam anak-anak menggunakan gawai tergantung dari kebijakan masing-masing keluarga. Dian Nurawaliah Sonjaya, Founder Maleeha Skincare bercerita ada keluarga yang memperbolehkan anaknya setiap hari menggunakan gawai selama 15 menit lalu setelah itu diselingi dengan berbagai aktivitas seperti membantu orang tua dan kegiatan lain.
Lalu diperbolehkan bermain gawai kembali beberapa jam kemudian selama 10 menit dan diselingi dengan belajar atau bermain. Jadi anak tidak full berjam-jam di depan gawai. Mereka masih harus beraktivitas di dunia nyata.
“Orang tua bisa memberikan aturan kapan anak tidak boleh menggunakan gawai misalnya saat sedang makan, atau saat sedang acara keluarga dan lain-lainnya tergantung kebijakan dari orang tua,” ujarnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021)
Ikatan dokter Anak Indonesia sudah menyarankan bahwa durasi anak dalam menggunakan gawai tidak lebih dari 2 jam per hari. Mendampingi anak itu menjadi sebuah kewajiban ketika dia sudah masuk ke dalam dunia digital. Sehingga orang tua juga dapat memastikan bahwa anak mendapatkan informasi yang sesuai dengan usianya.
Arahkan anak untuk menggunakan gawai di ruang terbuka seperti di ruang keluarga. Jika mempunyai Wi-Fi di rumah itu setting jarak jaringan sempit. Sehingga tidak sampai ke kamar anak, menghindari mereka membuka situs terlarang tanpa sepengetahuan orang tua.
Cara memantau anak saat beraktivitas di dunia maya dengan cek histori pencarian Google jadi orang tua tahu apa yang anak cari di Google. Mereka sedang penasaran dengan apa. Lalu cek history pencarian YouTube apa yang mereka tonton. Kemudian tidak ketinggaloan juga orang tua dapat memantau aplikasi chat, obrolan dengan teman-temannya melalui WhatsApp, Line atau apapun.
Melakukan komunikasi yang baik dengan anak kita harus selalu membicarakan apa saja situs yang boleh atau tidak mereka buka di internet. Memberitahu mereka dampak bahaya dari dunia digital, juga memberikan arahan agar gawai digunakan sebagaimana mestinya.
Jangan lupa ketika kita memberikan mereka waktu untuk di dunia Internet kita juga jangan lupa untuk menyediakan waktu anak di dunia nyata agar menyeimbangkan kehidupan mereka. Mereka dapat membaca buku, menyusun puzzle, berolahraga, membantu pekerjaan orang tua, bermain dengan teman-temannya agar mereka tidak keasikan di dunianya sendiri atau di dunia Internet.
“Kalau bisa bagi anak-anak di bawah usia 13 tahun atau masih SD atau SMP, sebaiknya oleh orang tua dipinjamkan gawai sesuai kebutuhan dan tidak memberi secara khusus. Walaupun ada gawai yang tidak dipakai oleh kita itu tidak kita beri atas nama mereka. Itu tetap milik orang tua, mereka harus meminjam harus bilang kalau pinjam dan keperluannya hanya untuk belajar atau bermain game seperlunya. Selain itu tidak boleh dan orang tua harus tegas mengenai ini,” tuturnya.
Jadilah orang tua yang tanggap dan bijaksana dalam menjaga dan mendidik anak diera digital dengan selalu memperhatikan aktivitas dan kebutuhan anak yang diimbangi pengetahuan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021) juga menghadirkan pembicara Asep Suhendar (Content Creator), Oktavian Jasmine (Pebisnis Online), Yoseph Hendrik (Dosen IT Sekolah Tinggi Tarakanita), dan Wafika Almira sebagai Key Opinion Leader.