Zaman serba digital dipastikan memberikan kita suatu yang negatif maupun positif untuk budaya offline kita. Sebaliknya budaya offline kita juga dapat memberikan yang positif dan negatif untuk budaya digital kita. Apakah budaya digital kita bisa menciptakan sebuah produk warisan yang positif bisa tahan berbagai zaman seperti kebudayaan di Indonesia.
Felix Kusmanto, peneliti Sumber Daya Manusia, menyatakan hal tersebut bisa saja karena dari satu kebudayaan aja kita bisa menciptakan satu produk budaya yang tidak lekang zaman. Apalagi budaya digital ini cenderung membuat kita lebih terhubung lebih erat mendorong keikutsertaan semua pihak dan mendorong kita menjadi mau bahu membahu untuk hasil yang lebih baik.
Budaya digital di Indonesia seharusnya bisa membanjiri alam digital Indonesia ini dengan konten positif yang menunjukkan menyerukan perdamaian produktif memberikan manfaat bagi seluruh pihak, itu budaya digital yang kita harapkan.
“Sebenarnya yang dinamakan budaya itu sangat, kompleks banyak yang harus disiapkan, dipikirkan, yang sering kita jumpai di lapangan itu hanya yang terlihat atau bagian permukaannya saja. Produk budaya, warisan budayanya hingga perilaku manusianya juga termasuk budaya yang terlihat. Yang sebenarnya kecil bagiannya dibanding yang tidak terlihat yaitu pola pikir manusia digital Indonesia dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh kita,” ungkapnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021) pagi.
Laporan riset mengatakan, kesuksesan budaya digital berdampak positif dan berkelanjutan itu butuh strategi yang kuat, disebutkan ada empat pilar yang harus dihadirkan agar budaya digital itu terjadi dengan baik. Pilar pertama, adanya kolaborasi data pendukung, kedua tempat terdampak, ketiga inovasi yang kaitannya dengan hasil konten dan terakhir perilaku. Kita sebagai orang Indonesia butuh pilar, namun jika diperhatikan lebih lanjut.
“Sebenarnya empat pilar ini tidak lengkap sebagai warga negara Indonesia kalau kita ingat dulu bapak pendiri bangsa ini pernah mengatakan Indonesia membutuhkan asas atau dasar untuk kehidupan negara. Elemen utama dari budaya Indonesia adalah Pancasila,” ungkapnya.
Berdasarkan riset budaya yang dilakukan peneliti di Belanda tahun 1980-an sampai sekarang meskipun kita terdiri dari suku etnis dan lain-lain ini adalah beberapa nilai utama elemen utama budaya di Indonesia, kita sangat menghormati orang-orang yang lebih tua atau pemimpin dalam kelompok. Masyarakat cenderung menjaga kebersamaan, artinya kita memiliki sifat dapat mengurangi keegoisan dalam diri kita. Sebagai makhluk digital Indonesia kita ingin adanya sebuah kesuksesan namun gengsi juga perlu atau jadi kita mengganggapnya sama pentingnya prestasi dan gengsi. Selanjutnya, masyarakat kita senang mengikuti norma tetapi sesekali bisa juga menjadi pragmatis. Maksudnya kalau dibutuhkan kita bisa keluar dari pakem yang biasa kita lakukan kalau dibutuhkan sekali, untuk bisa berjalan lancar.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara Bowo Suhardjo (Konsultan Bisnis), Catur Nugroho (Telkom University), Ismita Saputri (Kainzen Room) dan Sari Hutagalung sebagai Key Opinion Leader.