Fisik dan mental menjadi kekuatan sendiri dalam diri seseorang. Sehat bukan hanya dari fisik badan atau yang dapat dilihat, tetapi juga di dalam tubuh kita juga. Apalagi saat berada di dunia digital.
Media sosial seperti Instagram, Facebook dan sebagainya menjadi media yang kerap digunakan seseorang di internet. Bahkan media sosial telah menjadi gaya hidup dan kebutuhan yang tak bisa dihindari dari keseharian. Dari mulai bangun tidur hingga memenjamkan mata, media sosial dan gadget selalu mendampingi.
Psikolog Klinis Dewasa, Laura Jane Henriette menjelaskan, alasan menggunakan media sosial untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi sosial dengan orang lain. Apalagi di saat pandemi yang mengharuskan kita tidak bisa berinteraksi secara langsung, semua tumpah ruah di media sosial.
Mereka berkreasi memenuhi kebutuhan untuk menciptakan atau mengalihkan sesuatu misal dengan membuat konten mereka ingin bebas berpendapat. Media sosial untuk konsumsi kebutuhan memperkaya diri dengan berbagai informasi yang update dan valid, kebutuhan akan hiburan sebagai relaksasi pengenalan diri yang baik.
Namun, jika terlalu lama bermedia sosial, dampak fisik yang dirasakan, akan kelelahan, mata kering dan lelah, pandangan kabur karena melihat gawai maupun laptop. Masalah otot juga akan menyerang, keluhan sakit dan tidak nyaman pada leher, pundak dan tidak jarang menyebabkan sakit kepala serta masalah tidur.
“Penelitian menunjukkan sinar biru dari ponsel dapat menekan produksi melatonin sehingga mengganggu waktu tidur di malam hari. Otak menganggap sinar ponsel merupakan siang hari jadi otak mengirim sinyal untuk jangan dulu tidur,” ungkap psikolog Laura di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021).
Sementara itu dampak psikologis atau mental penggunaan media sosial secara berlebihan yang paling sering terjadi masalah emosi merasa insecurity karena tidak jarang orang-orang masih sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dianggap lebih superior darinya. Misalnya dia lihat saudaranya, temannya lebih hebat bisa beli ini itu, bisa jalan-jalan liburan dan sebagainya.
“Insecurity itu membuat merasa tidak mampu lalu akan merasakan cemas berlebihan dan rentan akan depresi. Selain itu akan sulit untuk mempertahankan fokus dan konsentrasi, membuat hari-hari tidak bersemangat mudah merasa lelah bahkan sampai mudah tersinggung,” jelasnya.
Cyberbullying yang menyebabkan seseorang merasa rendah diri kesepian stres dan merasa memiliki masalah dengan teman dan akhirnya dia merasa tidak bahagia. Informasi hoaks juga itu dapat mengganggu psikologis, kita akan merasa cemas, takut jadi tidak nyaman dan bingung sendiri untuk menjalani hidup padahal belum tentu informasi yang didapat itu benar.
Selain masalah emosi masalah kepercayaan diri pun menjadi dampak psikologis saat penggunaan media sosial, kita tidak menampilkan diri apa adanya. Di media sosial kita selalu menampilkan yang orang inginkan untuk lebih dilihat orang lain atau mendapatkan like sebanyak-banyaknya.
Laura menyebut sebagai menjadi budak like, di mana-mana dia selalu ingin mendapatkan like yang banyak dari para followers karena dia merasa penerimaan dirinya itu berdasarkan pada like di media sosial. Dampak psikologis lainnya yaitu adiksi terhadap internet akibat dari penggunaan media sosial yang berlebihan.
Sementara itu untuk kesehatan fisik, saat di depan laptop atau gawai, perlu istirahat selama 20 detik setiap 20 menit sekali. Perhatikan postur tubuh yang baik saat menggunakan handphone dan komputer yaitu posisi mata usahakan sejajar dengan layar handphone atau laptop. Simpan handphone di waktu malam sebelum tidur dan menggunakan handphone di pagi hari saat ingin beraktivitas. Menonaktifkan atau pasang mode senyap pada handphone maksimal 30 menit sebelum tidur.
“Jika memungkinkan handphone diletakkan saja di luar kamar agar kita bisa lebih fokus saat ingin tidur tidak terganggu oleh gawai yang selalu ingin kita buka. Jangan lupa relaksasi sebelum tidur agar membantu Anda merasakan nyaman. Saat bangun tidur lakukan aktivitas seperti biasa tanpa menggunakan handphone seperti minum air putih, stretching, mandi lanjut sarapan baru kemudian kita bisa membuka gawai kita. Rasakan itu, tubuh akan segar setiap hari,” tuturnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (4/8/2021) juga menghadirkan pembicara Tetty Kadi (Penyanyi Senior), Arya Shani Pradana (Tekape Workspace), Didno (RTIK Indramayu), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.