Dalam 20 tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi di dunia teknologi. Misalnya, membaca buku tidak menggunakan buku fisik, tetapi e-book. Perubahan ini mengubah banyak budaya dan kebiasaan kita sebelum hadirnya media digital.
Penggunaan teknologi digital sehari-hari perlu menerapkan budaya digital. Individu harus menyadari terlebih dahulu bahwa ketika memasuki era digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital.
Diana Baliendra, Pengusaha, Digital Trainer dan juga Graphologist, memahami digital culture sebagai kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai nilai luhur yang sudah ada sejak lama, dalam budaya digital nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika patut diterapkan. Nilai-nilai tersebut antara lain, cinta kasih, kesetaraan, harmoni, demokratis, dan gotong royong.
“Rendahnya pemahaman nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika berdampak pada kita yang tidak mampu memahami batasan kebebasan informasi dengan perundungan siber, provokasi, dan ujaran kebencian. Hal ini mengarah pada perpecahan,” ujar Diana, selaku pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021).
Ia juga menyebutkan, dampak lain mungkin terjadi terkait tidak mampu membedakan keterbukaan informasi dan privasi di ruang publik, serta tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.
“Kita harus bisa adaptasi yang tadinya ketemu secara langsung, mau enggak mau harus beradaptasi berhadapan dengan teknologi. Kita harus mengubah mindset kita,” tambahnya.
Diana mengatakan, kita harus punya mindful communication yaitu komunikasi yang penuh perhatian dan tidak menghakimi orang yang tidak sependapat dengan kita. Penting bagi seluruh generasi memahami mindfulness communication. Dalam mindful communication ini tedapat lima kecakapan sebagai dasar dalam budaya komunikasi digital. Di antaranya:
- Cakap paham, memahami nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
- Cakap produksi, memproduksi konten yang baik di media digital.
- Cakap distribusi, memposting konten yang baik dan positif di media digital.
- Cakap partisipasi, menggunakan media digital dan memanfaatkannya secara maksimal untuk hal positif.
- Cakap kolaborasi, kemampuan untuk menginspirasi, mengelola, dan memimpin sesuai nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Untuk itu, kita perlu menjadi seorang warga negara digital yang Pancasilais, dengan cara berpikir kritis (identifikasi, observasi, dan evaluasi), menyeleksi orang yang kita follow, hingga gotong royong untuk berkolaborasi dalam melakukan kampanye literasi digital. Diana juga menyampaikan, kita harus menanamkan pemikiran growth mindset bahwa kegagalan menjadi sesuatu hal yang membuat kita belajar. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Nurhayati (Waka Manajemen Mutu SMK Muh Lemahabang), Tanzela Azizi (Wakil Hubin SMK Taruna Bhakti Depok), Adi Priatna (Staff Pengajar Produktif Jurusan TJKT), dan Clarissa Darwin