Banyaknya hal negatif yang terjadi di dunia digital, sebutnya saja Netizen Indonesia yang mendapat gelar tidak sopan se-Asia Pasifik, merebaknya hoaks, ujaran kebencian. Padahal perilaku buruk itu jauh dari kebiasaan masyarakat di luar jaringan. Penyebabnya masyarakan Indonesia ketika masuk dunia digital melupakan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sudah terlihat orang yang seperti itu, tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi yang ada di ruang digital. Sehingga mereka dengan sadar melakukan perundungan siber, uajran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada perpecahan sosial di ruang digital.
“Tidak mampu membedakan keterbukaan publik dengan pelanggaran privasi di dunia digital. Hanya karena dia tokoh terkenal publik bukan berarti mereka tidak memiliki privasi baik di dunia onlien dan offline. Alasan lain ketidakmampuna warganet Indonesia mengenali mana informasi benar dan tidak,” ungkap Ginna Desiana, relawan TIK Jawa Barat di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Garut, Senin (9/8/2021).
Lantas, jadi warga digital yang masih memiliki jiwa Pancasila itu harus seperti apa? Jawabannya mudah para warga digital ini cukup harus bijak dalam menerima informasi. Kritis, tidak langsung percaya bahkan disebar. Literasi membaca masyarakat kurang ditambah emosi yang tinggi inilah kelemahan warganet Indonesia.
“Sadari jika informasi bagus belum tentu benar, yang benar juga belum tentu pantas disebar. Informasi yang bermanfaat juga belum tentu urgen untuk disebarluaskan. Saring sebelum sharing itu sebuah kewajiban,” jelasnya.
Ginna juga mengingatkan untuk tidak sering unfollow, unfriend bahkan sampai mem-block terkait etika, kalau di dunia luar jaringan kita memushi teman sudah tidak etis di dunia digital juga seperti itu. Sikap Pancasila ini juga dapat diwujudkan dengan gotong royong, sebuah aktivitas yang konon sudah mendarah daging yang dimiliki warga Indonesia.
Di era digital, gotong royong dengan berkolaborasi menyebarkan hal positif, kampanye atau membuat gerakan membantu sesama atau gerakan positif lainnya dan terakhir literasi digital agar lebih paham bagaimana seharusnya di dunia digital itu. Sehingga tercipta suasana nyaman harmonis di ruang digital. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (9/8/2021), juga menghadirkan pembicara Eko Prasetyo (Pakar Teknologi Informasi), Queena Fredlina (Relawan TIK Bali), Ria Aryanie (Praktisi Humas dan Komunikasi), dan Deya Oktarissa sebagai Key Opinion Leader.