Salah satu bentuk interaksi di ruang digital ialah komentar. Komentar sendiri memiliki beberapa jenis seperti komentar konten, hashtag atau tagar, ulasan, testimoni, dan rating. Kalau komentar konten yang berbau politik bahasa dari warganet juga terkesan sarkas. Untuk komentar tagar, hashtag atau tagar ini kumpulan dari bentuk konten awalnya sebagai bentuk promositapi pada saat ini dibuat kampanye lintas platform untuk isu-isu.
Panji Oetomo Penggiat Literasi Digital, mengatakan, biasanya jika ingin komen menggunakan sebuah hastag. Kita harus kritis dalam berkomentar sebuah isu.
“Misalnya ada hastag #beranijujurdipecat itu dapat diartikan yang lolos tes atau yang tidak dipecat berarti tidak jujur. Harus hati-hari dalam menanggapi sebuah isu, banyak ambigu atau bahasa yang menjebak. Kalau tidak secara detail mengetahui materi konten sebaiknya kita tidak memasuki wilayah itu. Karena jika kita sudah mengomentari sebuah hashtag, gaungnya atau algoritmanya akan menggiring kita ke berita yang seperti itu,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (10/8/2021).
Selanjutnya, komentar ulasan biasanya ada di toko online sama juga dengan testimoni, ulasan dalam bentuk lebih panjang secara lengkap terperinci. Ulasana juga bisa dalam bentuk non produk seperti ulasan hotel, restoran, kafe dan lainnya. Testimoni ada di marketplace untuk memberitahu setelah menggunakan. Sementara untuk rating biasanya menyamgkut kinerja rating banyak digunakan untuk ojek online.
Panji mengingatkan warganet untuk tetap bijak dalam berkomentar, harus tetap memiliki etika yakni gunakan bahasa yang baik dan sopan. Sampaikan saran kritik yang membangun.
“Jangan berdebat di kolom komentar, tidak melakukan promosi terselubung bahkan spam dalam kolom komentar. Pertimbangkan risiko komentar Anda pada diri Anda dan penerima,” ujarnya.
Sebaiknya dalam berkomentar juga secara lugas tanpa panjang menjelaskan, Panji menyarankan sebaik cukup dua paragraf pendek saja. Hindari komentar menyerang dan merendahkan, saat berkomentar gunakan argumen yang masuk akal, menggunakan data akurat. Namun, dari itu semua Panji juga mengingatkan sebelum berkomentar harus terlebih dahulu dipikirkan apakah perlu kita ikut berkomentar.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (10/8/2021) juga menghadirkan pembicara Rendi Saiful Ajid (Relawan TIK Jawa Barat), Byrlina Gyamitri (psikolg), Yoseph Hendrik (Dosen IT Sekolah Tinggi Tarakanita), dan Ribka sebagai Key Opinion Leader.