Konten Kreator menjadi cita-cita generasi masa kini, mengapa tidak mengerjakan hal yang kita sukai dan bila beruntung itu dapat dijadikan pekerjaan seumur hidup. Dimulai memang dengan apa yang kita sukai atau sedang dikerjakan saat ini. Konten memang dapat berbagai tema, jika kita kreatif semua dapat dijadikan konten menarik.
Internet dan media sosial memang membuka peluang yang besar bagi remaja walaupun tidak menutup kemungkinan juga untuk para usia dewasa untuk menjadai kreator konten. Sebab, menurut data Statista orang mengakses internet hampir 9 jam perhari dan untuk media sosial 3 jam. Fungsi dari media sosial itusendiri bermacam-macam yang dapat juga menjadi tujuan kita dalam membuat konten. Dendy Muris Kepala Prodi Komunikasi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR menyebut, konten dapat berfungsi sumber informasi, mengedukasi, menghibur, mempersuasif dan sebagai perekat sosial.
Dalam membuat konten perhatikan audiens karena kini audien semakin segemented dan terfragmentasi sesuaikan konten dengan platform media sosial yang ada. “Twitter lebih cocok untuk teks, YouTube audio visual, instagram untuk audio, visual dan video pendek, ujarnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/8/2021) pagi.
Selain konten secara pribadi buat personal branding dan tentunya sesuikan konten dengan personal branding. Hal ini penting karena mempengaruhi cara audiens mengenal dan menilai siapa dan apa yang dibuat. Personal branding bukanlah tentang mengemas diri sendiri untuk menjual diri sendiri tetapi tentang membuat fokus pada tindakan seseorang sehingga audien yang diharapkan dapat menemukannya dan berlangganan konten.
“Menjadi seorang Konten Kreator bukan hanya konten saja namun mengenai aktivitas kita juga terhadap penikmat konten kita. Selain personal branding, maksimalkan interaksi dan partisipasi dari audiens seperti mengadakan kuis, polling, giveaway dan request,” ungkapnya.
Terakhir jika memang serius ingin menjadikan Konten Kreator sebagai pekerjaan yang juga rutin dilakukan ialah melakukan evaluasi bukan hanya menerka-nerka semata namun menggunakan tools digital data analytics tool dari masing-masing media sosial seperti YouTube analytic, Facebook analytic, Twitter analytic, Instagram insight.
Lakukan menentukan tujuan, mengukur menginterpelasi dan mengevaluasi. Dendy tidak lupa mengingatkan bijak dalam bermedia sosial dengan penuh etika, pedoman dan peraturan. Buat konten positif bukan yang asal viral, jangan sebar hoaks dan jangan sampai mengundang kontroversi hingga memunculkan ujaran kebencian dan perundungan. Pahami UU ITE jangan sampa menyalahi aturan di sana. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/8/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara Stelita Marsha (Staf Ahli Kemendikbudristek), Hani Fibianti (Founder Molecula), Asep Suhendar (Relawan TIK Indonesia), dan Maichel Kainawa sebagai Key Opinion Leader