Salah satu konsekuensi dari perkembangan teknologi informasi yang begitu masif adanya benturan budaya dan peradaban. Artinya pertukaran informasi yang terjadi setiap hari itu sudah tidak ada lagi batasan waktu dan jarak, informasi negatif maupun positif banyak di dunia maya. Sesuai atau tidak dengan prinsip kita informasi itu datang sendiri ke gawai kita.
Kita tidak tahu, anak kita mengakses informasi apa saja setiap hari, kita perlu peduli mengenai itu karena dampaknya dapat menggeser nilai bahkan masuk nilai negatif, sangat rentan terjadi saat ini. Benturan budaya dan peradaban ini menurut Taufik Aulia seorang Kreator Konten dan Penulis ini ada nilai positifnya yakni mengukuhkan nilai kebangsaan, mengembangkan kebudayaan dan mempromosikan budaya kita.
“Syaratnya agar tetap positif menghadapi benturan ini yakniu tetap menjadikan Pancasila sebagai nilai dasar, kita memiliki lima nilai yang dari SD sudah kita hafal kini saat kita amalkan. Gotong royong juga merupakan budaya kita harus rukun jangan berantem di internet dan cintai produk dalam negeri jangan malu dan gengsi saat harus menggunakannya,” jelasnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat, Jumat (13/8/2021).
Nilai negatifnya terjadinya pergeseran nilai dan identitas, banyak sekali nilai yang dulu dianggap penting namun sekarang dianggap biasa. Hilangnya kepekaan, ini disebabkan karena sudah jarang melihat ekspresi orang, sebab kini hanya membaca teks yang tidak dapat mengartikan secara jujur.
Benturan pemikiran karena banyaknya ide, pendapat pada informasi yang tidak kalah banyaknya juga di ruang digital menimbulkan banyak adu argumen tidak jarang juga menimbulkan perpecahan. Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021) juga menghadirkan pembicara Diana Beilinda (Konsultan Bisnis), Defira Novianti Crisandy (Ketua RTIK Sukabumi), Richard Paulana (COO TMP Event), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader