Di dalam dunia kita sebagai individu yang juga masih menjadi warga negara Indonesia. Maka, sudah seharsunya kita masih memiliki karakter bangsa atau karakter digital nusantara. Rinda Cahyana, relawan TIK Indonesia mengatakan, karakter digital nusantara kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan tercermin dalam interaksi digital.
Proklamator kemerdekaan RI, Bung Karno juga pernah berkata untuk mengamalkan atau menjalankan agama dengan cara yang berkeadaban. Maksudnya hormat menghormati satu dengan yang lain.
“Jika kita lihat sekarang bagaimana beragama secara horizontal atau muamalah. Jadi yang ditekankan beliau ada sikap hormat menghormati. Ini salah satu yang menggambarkan sikap etik atau adab dengan sesama manusia. Beliau juga menyampaikan, kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan karakteristik bangsa Indonesia. Sejak Indonesia merdeka, pengalaman dari beragama ciri bangsa Indonesia,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (16/8/2021).
Contoh-contoh pengamalan ajaran agama lainnya yang dapat dilakukan di dunia maya, Sntun dan tidak pemarah netizen di dunia maya hendaknya menjaga tutur kata meskipun tidak kenal bukan berarti berhak untuk memaki. Jangan pemarah apalagi kalau sampai membuat status yang memperlihatkan kita adalah seorang yang pemarah sekali.
Agama juga mengajarkan kita untuk lemah lembut dan berkata baik, rendah hati dan tidak sombong, jujur dan tidak menyebarkan kabar tidak benar. Cocok sekali dengan yang terjadi saat ini hoaks merajalela, berarti masyrakat digital kurang beretika sekaligus kurang menjalankan perintah agama. Tidak berkata dan berbuat tanpa ilmu.
“Sering kita lihat netizen berkomentar tanpa dia pahami terlebih dahulu atau tidak berdasarkan ilmu. Bahkan mereka cenderung tidak mempercayai ahli,” ungkapnya.
Tidak membenci dan berburuk sangka, baik terhadap orang lain dan juga tidak membicarakan aib orang lain. Akun gosip bisa viral karena membicarakan aib orang lain. Sebaiknya kita tidak mengikuti akun yang seperti itu sebab berpotensi kita akan sama juga dengan mereka. Selanjutnya agama menyuruh kita untuk memaafkan dan memaklumi orang lain, dalam kehidupan digital memang tidak bisa berbuat semaunya, namun alangkah lebih baiknya jika ada seseorang yang menyinggung kita tidak perlu sampai ke ranah hukum.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (16/8/2021) juga menghadirkan pembicara Michael Syukrie (Fotografer Underwater), Oriza Sativa psikolog, Ria Aryanie (Praktisi humas dan Komunikasi) dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.