Media sosial saat ini telah menjadi fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya Facebook, Twitter, dan Instagram meningkatkan pengguna media sosial aktif di Indonesia hingga mencapai 170 juta jiwa. Hal tersebut diungkapkan Fhassi Anfiqi seorang Project Manager di Multinational Interior Design Consultant dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/8/2021).
“Secara tidak langsung, dunia digital menjadi makanan sehari-hari. Karena pada dasarnya, gadget yang menjadi sumber dari platform digital itu adalah sumber komunikasi dan informasi yang tidak ada batasannya,” tuturnya.
Menurut Fhassi, hal ini menimbulkan kerentanan yaitu keamanan digital yang mana memiliki kaitan erat dengan privasi dan data pribadi. Contohnya, foto selfie dan sharing location.
“Kalau kita sharing lokasi tempat wisata yang jarang didatangi ke platform media sosial itu tidak apa-apa. Di sini bahayanya yaitu seperti sharing lokasi rute lari pagi. Itu bahaya karena kalau terlalu sering akan membentuk pola dan mencerminkan aktivitas kita. Hal ini bisa menjadi celah bagi orang-orang jahat untuk memetakan aktivitas kita,” jelasnya.
Kerentanan lainnya ialah data pribadi dan nomor handphone. Banyak sekali SMS berisi kuota gratis atau hadiah lainnya yang merupakan penipuan. Untuk itu, apabila mendapat SMS mencurigakan berisi link diimbau tidak untuk di klik.
Dalam menjaga keamanan data pribadi, Fhassi menyampaikan dengan cara:
- Membatasi akun atau memprivate akun media sosial pribadi agar tidak dilihat oleh sembarang orang.
- Menggunakan keamanan seperti password, PIN, OTP, dan 2 Factor Authentication. Jika menggunakan password dan PIN, ganti secara berkala dan gunakan kombinasi yang sulit serta tidak berhubungan dengan data pribadi. Jangan bagikan OTP kepada orang lain.
- Membaca kebijakan privasi sampai akhir sebelum menyetujui kesepakatan dalam menggunakan suatu aplikasi.
Sebagai individu, kita harus bisa bertanggung jawab dalam menggunakan platform digital. Namun, apabila telah menjadi korban kejahatan di platform digital, maka sebaiknya laporkan melalui platform yang disediakan, seperti Kominfo dan Polisi Online. Ia mengatakan, sebaiknya juga kumpulkan bukti secara lengkap sebelum melaporkannya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Michael Sjukrie (PADI Course Director Underwater Photography), Reza Haryo (Group CFO Floston Bahari Indonesia), Didin Miftahudin (Founder Gmath Pro Indonesia), dan Winda Ribka sebagai Key Opinion Leader.