Di era digitalisasi, komunikasi berubah lebih mudah berkat adanya teknologi. Terbukanya akses komunikasi dengan proses instan pun tak bisa terhindarkan. Namun kecanggihan teknologi digital yang hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan para pengguna, tanpa dibingkai oleh nilai budaya dan karakter positif yang cukup kuat semua itu sia-sia belaka.
“Sebab bangsa yang sukses adalah bangsa yang berbudaya dan bermartabat,” ujar Noor Kamil, Co-Founder Mas Pam Records saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I, Jumat (20/8/2021).
Terkait kemajuan teknologi, dia mengungkapkan saat ini telah berbeda jauh dengan masa sebelum adanya digitalisasi. Persaingan yang ketat, dengan majunya teknologi dan informasi pun memunculkan banyak musisi-musisi baru yang secara berbeda di industri tersebut.
Bahkan sekarang ini untuk membuat rekaman seorang musisi bisa merekamnya di laptop, semua itu mungkin dan tak harus pergi ke label rekaman. Seorang musisi juga bisa menembus masuk karyanya didengarkan di berbagai platform digital seperti sportify dan YouTube. Noor pun mengungkapkan, sisi positif dari digitalisasi ini ikut memudahkan promosi dan marketing. Jika dulu menggunakan sarana media konvensional seperti radio dan televisi, kini semua lebih mudah dan berbiaya murah dengan Instagram, Twitter, atau Facebook.
Meski begitu, di balik kemudahan tersebut keberadaan teknologi memiliki dampak negatif seperti susahnya menyaring informasi yang benar, kecanduan hingga depresi karena interaksi tidak sehat. Sebabnya menurut Noor dibutuhkan adanya bingkai budaya dan karakter yang kuat saat memanfaatkan teknologi. Dia pun berpesan untuk musisi baru yang lahir di era kemajuan teknologi, selain fokus dan konsisten berkarya jangan lupakan budaya sebagai warga negara Indonesia.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Maria Ivana Simon, seorang Graphic Designer, Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel Pariwisata IULI, dan Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychosocial Activist IBU Foundation.