Di era digital ini, penting bagi kita menjadi pribadi digital yang pintar karena banyak hal, dilihat dari data dan informasi beredar dengan volume besar. Setiap saat informasi hadir diberbagai gawai yang dimiliki itu dapat menjadi hal baik bisa juga buruk.
Informasi yang datang juga tidak dengan satu macam, kini bervariasi bukan hanya bentuk teks namun juga suara, video yang berstruktur dan tidak berstruktur. Makanya dibutuhkan, kemampuan digital untuk dapat mengolah informasi menginterpretasi data informasi yang ada.
Kecepatan data dan arus informasi juga sangat cepat, dari seluruh dunia bisa dengan mudah kita ketahui dalam hitungan menit setelah kejadian. Namun tidak semua datan inforamsi yang kita dapatkan itu dapat dipercaya validitasnya dan juga tidak semua data memiliki nilai atau manfaat. Jika kita tidak mampu memilih informasi, kita tidak akan mendapat apa-apa dalam mengkonsumsi sebuah informasi.
Alasan tersebut yang membuat seseorang wajib menjadi pribadi digital yang pintar karena begitu banyak juga ancaman yang di ruang digital. Reza Haryo Konsultan Bisnis Spire Consulting, menjelaskan seseorang akan mengkonsumsi banyak informasi, sehingga mengurangi fokus dalam diri. Mudah teralihkan saat kita sedang beraktivitas, informasi yangdatang dapat memecah konsentrasi.
“Ancaman yang datang dari digital ialah membuat seseorang ketergantungan terhadap teknologi menjadikan malas. Mau cari tahu apapun melalui Google bukan membuka buku, semua dicari melalalui GMaps kemampuan kognitif dan analictical juga memori tumpul karena terlalu sering mengandalkan teknologi. Stres juga dapat dialami seseorang apabila terlalu banyak mengkonsumsi informasi terutama yang kurang menyenangkan. Menjadi kepikiran, takut dan khawatir berlebihan,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021).
Setidaknya manusia itu mampu mengisi 70 ribu pikiran per hari. Maka apa yang kita pikirkan atau kita serap informasi itu juga akan berdampak dengan apa yang kita keluarkan. Emosi, perkataan dan hal lain yang kita keluarkan dalam diri. Kalau dalam dunia bisnis, Reza menyebut garbage in garbage out apa yang masuk buruk keluar juga akan menjadi sampah.
Sama dengan pikiran kita kalau isi dengan hal negatif yang keluar juga negatif. Jadi, semua dimulai atau dipengaruhui diri kita sendiri, kita adalah apa yang kita konsumsi. Oleh karena kita orang yang bertanggung jawab atas diri kita maka peradaban yang baik dimulai dari kita sendiri.
“Jika ilmu adalah kekuatan, maka cara belajar kita untuk bisa mendapatkan ilmu itu adlah sumber kekuatan. Karena kitalah yang bertanggung jawab atas diri kita. Kita adalah pahlawan untuk diri kita sendiri. Maka penting untuk menjadi pribadi yang pintar, baik khususnya di dunia digital,” tutur Reza.
Cara menjadi pribadi pintar di ruang digital ialah bagaimana kita memilih pemikiranyang terus tumbuh atau growth mindset. Otak kita harus diisi dengan hal yang membangun seperti optimis, percaya diri, bersemangat, positive thinking dan hal positif lainnya. Sehingga otak, pikiran dan pemikiran kita menjadi sesuatu yang positif juga yang menghasilkan output yang baik pula, seperti sebuah karya, bekerja dengan penuh dedikasi dan berdigital penuh dengan etika.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar juga menghadirkan pembicara Zacky Badrudin (Founder Visquares), Didin Miftahuddin (Founder Gmath Indonesia), Santia Dewi (Owner @limbackstore), dan Tanisha Zharfa sebagai Key Opinion Leader.