Menjaga keamanan digital sangat diperlukan terlebih untuk para pelaku bisnis online, ancaman datang dari luar yang sering terjadi ialah phishing bentuk kejahatan digital dalam bentuk penipuan untuk mendapatkan hak akses atau data penting lainnya. Modusnya menggunakan pemalsuan identitas yang terkesan kredible untuk mendapatkan data. Misalnya kita jualan di Shopee, lalu ada orang yang mengaku dari Shopee untuk meminta email, kode yang dikirim ke SMS kita padahal itu adalah kode OTP untuk masuk ke akun kita.
Pebisnis Online Ricco Antonius, pemilik Patris Official Store mengatakan, kita jangan sampai mudah percaya, untuk apa perusahaan sebesar Shopee menghubungi melalui telepon. Maka, yang harus selalu dilakukan ialah selalu cek ulang untuk data diri orang yang menghubungi kita.
“Minta tanda pengenal, jangan terlalu cepat mengambil tindakan dan selalu minta waktu untuk memproses keputusan yang krusial. Mereka mengaku dari Shopee akan dibantu penjualan agar laku tapi harus meminta email dan password. Jangan pernah memberikan data apapun, password, kode,” jelas Ricco dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021).
Ancaman dari luar lainnya ialah malware atau virus juga kerap disebut ransome yaitu suatu progaram atau perangkat lunak yang bersifat berbahaya yang digunakan untuk meretas atau merusak akses ke informasi sensitif. Hacker menggunakan malware ini untuk mendapatkan akses ke perangkat kita baik dengan tujuan mengakses atau merusak. Modusnya, link yang dikirimkan nomor tidak jelas, atau pemberitahuan di email akun media sosial kita dibajak dan mereka memintauntuk klik sebuah link.
Solusinya, jangan asal membuka link sembarangan atau mengisi formulir sembarangan. Link tersebut bisa jadi virus maka pasang antivirus pada perangkat kita yang harus terus di-update dan link formulir itu merupakan palsu hanya untuk mencuri data kita. Maka harus periksa website saat mengisi formulir, periksa pada website adakah gambar gembok di kolom search website. Pastikan kita menjual atau bertransaksi di website dengan SSL (keamanan extra untuk enkripsi data).
Konsumen yang ingin menipu juga patut diwaspadai oleh para pebisnis online. Biasanya mereka membuat bukti bayar palsu dan penyalahgunaan kebijakan transaksi.
“Konsumen ingin return barang, dia komplain ada masalah dengan barangnya tahunya yang dikirim balik kepada kita bukan barang yang sebenarnya. Ini parah, kalau di marketplace bisa dilacak, namun sulit juga jika dia menggunakan alamat orang lain yang tidak tahu apa-apa. Jadi saat ingin bertransaksi gunakan marketplace selalu mendokumentasi terhadap trasaksi dan bentuk tim khusus untuk menangkal masalah ini jika memang usaha online Anda sudah besar, karena semakin banyak oknum yang merugikan pada penjualan online,” jelasnya.
Sementara itu ancaman dari dalam para pebinis online adalah penyalahgunaan data sharing, akan ada masa ketika bisnis kita berkembang dan perlu membangun tim. Pada prosesnya kita bisa bertemu orang yang punya niat tidak baik dana menyalahgunakan data sharing. Data yang dimakasud ialah dara pribadi, password, dan akses ke bidang tertentu. Solusinya simpan data yang berisi pribadi atau sensitive terpisah dengan perusahaan pastikan juga dalam menerima karyawan atau rekam bisnis yang kita ketahui latar belakangnya. Pastikan menggunakan two factor authentication yang terhubung dengan nomor pribadi Anda sehingga jika ada penggantian password ada notification di ke nomor Anda.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar juga menghadirkan pembicara Muhammad Arifin Kabid Komunikasi Publik Relawan TIK), Rabindra Soewardana (Director Radio Oz Bali), Iwan Kenrianto (Founder YukbisnisKost), dan Lady Kjaernett sebagai Key Opinion Leader.