Internet menjadi sangat penting karena sebagian masyarakat di dunia ini telah terkoneksi. Pada skala nasional, pengguna internet berada di angka 202,6 juta pengguna internet.
Internet saat ini tidak pernah berhenti atau istirahat. Bahkan, dalam satu menit perputaran ekonomi di internet sebanyak 1 juta dollar. Lainnya, terdapat 208 ribu partisipan Zoom dalam satu menit.
“Sekarang itu internet dan sosial media sudah jadi bagian dari kehidupan yang mengalahkan media-media lainnya. Untuk itu diperlukan yang namanya etika,” ungkap Ni Made Ras Amanda seorang Dosen di Universitas Udayana Bali, saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/8/2021).
Lalu, apakah bangsa kita telah memiliki etika berdigital? Menurut survey dari Microsoft yang dipaparkan Amanda, masyarakat kita memiliki adab atau etika di dunia digital yang rendah se-Asia Pasifik. Sebenarnya, angka secara nasional etikanya sudah baik karena anak-anak muda. Akan tetapi, kontribusi dari anak muda juga belum sebanyak orang dewasa.
Ini dipengaruhi merebaknya hoaks, ujaran kebencian, dan diskriminasi. Perlunya etika juga untuk menghindari kasus-kasus bullying secara online. Tanpa etika orang bisa saling hina atau menjelek-jelekkan seseorang.
“Walaupun di era Covid ini, 42 persen pengguna internet menyatakan dunia online sudah membaik karena banyak yang saling dukung, tetapi banyak yang menyatakan juga sebanyak 17 persen bahwa situasi ini makin buruk,” tuturnya.
Oleh karena itu, Amanda mengajak untuk bijak bermedia digital. Misalnya dimulai dari memperhatikan hak cipta dalam menggunakan media digital. Sebagai warganet, kita tidak boleh sembarangan dalam mengunduh dan mengunggah konten yang bukan milik kita tanpa izin dari kreator atau pembuatnya.
Membuat akun di media sosial juga memerlukan etika digital yang dilakukan dengan menggunakan identitas asli. Memberikan deskripsi yang jelas dan baik, serta mengenali fitur dalam platform tersebut. Selain itu, dalam berinteraksi gunakan bahasa yang baik, perhatikan informasi yang diunggah, bijaksana dalam memberikan tanda like dan komen di media sosial. Jangan sampai dalam penggunaan media digital kita merugikan orang lain.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Aryo Pradana (Producer Musik), Wahid Nurdin (Founder Spaceless & Gamilabs), Loina Lalolo (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi SGU), Anwina Pradini sebagai Key Opinion Leader.