Tawuran di mana-mana atau kenakalan remaja lain, kemudian perilaku tidak baik dari para anak muda sekarang misalnya menggunakan gawai di mana saja tidak kenal waktu dan tempat. Di sinilah peran orang tua dalam perkembangan anak.
Orang tua memang sebaiknya dapat menjadi teman juga tempat berkeluh kesah dan menceritakan apapun. Selain orang tua, peran agama dan rohaniawan, kita harus belajar agama dengan baik dan benar, mengikuti aturan-aturan yang berlaku kaidah-kaidah agama. Mengikuti pendidikan pengembangan diri dari kepemimpinan ini juga penting untuk anak muda.
Pakar IT Didin Miftahuddin, founder Gmath Indonesia memaparkan ada 4 etika baik di dunia nyata atau di luar jaringan maupun di digital. Etika deskriptif ialah etika yang menerangkan apa adanya tanpa memberikan penilaian terhadap objek yang diamati. Jika kita masuk ruang internet kita hanya mengamati, melihat saja tidak komentar atau memposting sesuatu.
Kedua adalah etika normatif, etika yang mengemukakan suatu penilaian mana yang baik dan buruk dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh manusia. “Ini sudah mulia berani berkomentar, mengemukakan pendapat namun tetap harus menilai mana yang baik dan buruk,” ucapnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/8/2021).
Ketiga, etika individual obyeknya manusia sebagai individualis berkaitan dengan makna dan tujuan hidup manusia. Bagaimana kita belajar dengan baik, cara menggali ilmu adalah pengembangan diri. Penting bagi seseorang untuk selalu meng-upgrade diri, kalau kita tidak mengembangkan etika individual kita akan statis kita tidak pikiran yang grup atau berkembang.
Keempat, etika sosial yang membicarakan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial dan hubungan interaksi dengan manusia lain. Baik dalam lingkup terkecil keluarga masyarakat hingga bernegara, etika ini dalam etika dasar yang jika kita sudah siap silakan masuk ke dalam ruang digital.
Lalu seperti apa secara teknis etika di media digital itu, Didin mengingatkan para pengguna digital tidak membuat postingan yang kontroversi yakni dengan mengandung unsur SARA (suku, agama dan ras, antargolongan).
“Saat berinteraksi di media sosial gunakan bahasa yang sopan dan santun dan tidak menyebarkan informasi pribadi seperti nama, alamat nomor, telepon dan informasi pribadi lainnya secara terbuka dan memberikan kepada orang lain,” ujarnya.
Didin mengngatkan, tidak mem-posting ulang apapun yang belum jelas faktanya jangan jadi penyebar hoaks. Gunakan metode untuk pengembangan diri seperti ilmu pengetahuan gunakan untuk membangun jaringan atau relasi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar juga menghadirkan pembicara Al Akbar Rahmadillah (Founder Sobat Cyber Indonesia), Ria Aryanie (Praktisi humas dan Komunikasi), Reza Haryo (Konsultan Bisnis Spire Consulting), dan Almira Vania sebagai Key Opinion Leader.