Di era globalisasi, seluruh dunia dengan mudah terhubung melalui internet, kita harus bisa memanfaatkan untuk mengeksplorasi hal-hal positif dan menarik yang ada di Indonesia. untuk itu perlu bagi kita memanfaatkan media digital sebagai media pendidikan. Dua tahun pandemi berjalan anak-anak sebenarnya kini sudah terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh walaupun dengan berbagai kendala di lapangan seperti koneksi internet dan kuota.
Hasil survei terhadap siswa saat belajar jarak jauh pada masa pandemi Covid-19 menurut Komisi Perlindungan anak Indonesia tahun 2020 menunjukan, meningkatnya gangguan psikologis pada siswa 79,9% seperti stres, depresi, kecemasan pada siswa ketika mengikutiu proses pembelajaran jarak jauh.
Siswa kelelahan mengerjakan tugas yang dituntut guru dikerjakan dalam waktu singkat sebanyak 38%. Sedangkan data dari UNICEF Indonesia 36% siswa takut pada hasil studinya serba tidak pasti di masa depan dan 36% juga siswa takut tidak mampu memahami pelajaran
Memang sebenarnya kuncinya ada pada para pendidik yang harus membawa aktivitas belajar mengajar berbeda dari biasa. Agar maksimal yang dihasilkan meski dalam keterbatasan. Setiap pendidik seharusnya mempunyai literasi digital karena kini aktivitas yang dilakukan banyak melalui digital.
Diakui Siti Kulsum, guru MAN 2 Bandung, sekarang guru harus lebih memiliki public speaking, bagaimana membangkitkan suasana juga untuk kemampuan ice breaking membuat suasana belajar menyenangkan tidak membosankan. Diharapkan mereka masih fokus untuk mendengarkan penjelasan.
“Memberlakukan pembelajaran kreatif ,ini sudah tidak bisa ditawar lagi sebenarnya tidak baik jika anak hanya diminta mengerjakan tanpa penjelasan terlebih dahulu atau juga penjelasan tidak dikemas dengan lebih menarik itu semua dapat menyebabkan siswa itu bingung,” ujarnya saat menjadi pembicara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kamis (2/9/2021).
Penguasaan teknologi sudah pasti bagaimana mereka nantinya dalam mengajar, memberikan atau memeriksa tugas menjadi lebih mudah. Dengan aplikasi digital saat ini sebenarnya dapat memudahkan guru sendiri dan juga memudahkan orang tua dan murid.
Hanya perlu belajar sehingga pendidik mampu menggunakan teknologi, desain media pembelajaran dan kelas pembelajaran agar sesuai model pembelajaran. Pendidik juga diharapkan menguasai ilmu parenting sebagai bekal untuk menemani siswa siswi meskipun dari jarak jauh. Pendidik dapat melalakukan strategi penguatan budaya literasi digital dalam pendidikan seperti melakukan sharing session.
“Coba mengundang pakar untuk berbagi bagaimana mereka mengaplikasikan teknologi digital didalam profesi dan kehidupan sehari-hari. Psikolog juga relawan TIK yang dapat mengajarkan darisisimenghadapi anak dan teknologi untuk aktivitas belajar mengajar mereka,” sarannya.
Kedua melibatkan para pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha dan industri juga relawan pendidikan dan media. Ketiga, penguatan forum bersama orang tua dan masyarakat forum di sekitar lingkungan sekolah sudah yang biasanya sudah diwadahi melalui komite sekolah. Forum yang melibatkan orang tua dan masyarakat dalam segala hal terkait perkembangan sekolah terutama yang akan berdampak kepada peserta didik perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih.
Webinar juga menghadirkan pembicara Allana Abdullah (Pengusaha Online), Saefudin Zuhri (dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon), Xenia Angelica (LSPR Communication and Business Institute), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.