Etika merupakan sebuah norma yang berlaku di masyarakat tentang baik buruknya perilaku manusia. Menurut Littani Wattimena, seorang Brand Communication Strategist mengatakan hanya orang berskill tinggi dan beretika yang akan berkolaborasi dengan teknologi sejenis robot di masa depan.
“Terkadang kita lupa kalau dunia digital itu dunia tanpa batas dan ada orang lain di dalamnya. Ketika kita sudah memutuskan masuk ke dunia media sosial mau enggak mau kita harus bertoleransi dengan manusia lain di dalamnya,” ujar Littani saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021).
Satu pesan yang terkirim melalui media digital memiliki peluang untuk dikonsumsi oleh orang lain di seluruh dunia. Ia mengatakan, apapun yang kita bagikan di media sosial akan ditangkap berbeda-beda pada setiap individu. Setiap orang memiliki proses dalam mencerna informasi yang berbeda-beda tergantung latar belakang orang tersebut.
“Ketika kita sudah berada pada dunia yang beririsan dengan manusia lain kita perlu etika dan aturan yang diterapkan dalam penggunanya,” jelasnya.
Saat kita memiliki media sosial, kita juga harus tahu dan paham bahwa jejak digital kita bisa ditemukan di mesin pencarian. Hal tersebut juga menjadi alasan pentingnya menjaga etika di ruang digital karena mempengaruhi rekam jejak digital.
Kepribadian dan etika yang baik mempengaruhi keberhasilan seseorang di dunia kerja. Dalam dunia digital, keahlian atau kemampuan kita menggunakan perangkat dan memanfaatkan peluang menjadi salah satu keunggulan. Namun, hal lain yang dipertimbangkan yaitu kemampuan memberi komentar positif, kemampuan menciptakan jejak digital yang baik, kemampuan memilik konten positif untuk diposting serta kemampuan dalam mengatasi konflik di dunia digital.
Ia mengatakan, kelebihan generasi digital ialah memiliki kemampuan untuk berkolaborasi. Dengan kolaborasi dapat berdampak pada meningkatnya reputasi seseorang dan reputasi ini adanya di etika digital kita.
Litani menjelaskan, agar mudah menerapkan etika di media sosial, kita bisa menggunakan kepala untuk berpikir, kemudian memikirkan dampaknya pada orang lain, lalu setelah semuanya yakin maka kita bisa memposting sesuatu di media sosial.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar juga menghadirkan pembicara Denden Sofiudin (Relawan TIK Indonesia), Ronal Tuhati (Psikolog), Geri Sugiran (Dewan Pembina RTIK Jabar), dan Tresia Wulandari sebagai Key Opinion Leader.