Pandemi telah mengubah Interaksi sosial dari pertemuan langsung ke ruang digital semenjak adanya internet dan media sosial. Penggunaan teknologi juga telah mengubah pola aktivitas keseharian individu. Berbagai perubahan interaksi sosial yang terjadi di dunia digital di antaranya dari manual menjadi sistem elektronik, seperti kerja online yang kini menjadi online lewat aplikasi, belanja kebutuhan rumah tangga yang biasa dilakukan di pasar kini lewat online.
“Dunia digital bisa dikatakan kini sulit dipisahkan dari kehidupan manusia yang memanfaatkan keunggulan digital,” kata Loury Mogot, Consultant at Power Character saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat, pada Jum’at (3/9/2021).
Lebih lanjut Loury mengatakan, menghadapi tantangan keterbukaan informasi ini bangsa Indonesia harus menanamkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, serta berasaskan kepada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Terlebih dengan mudahnya segala informasi dan budaya asing masuk ke Indonesia, dapat memengaruhi cara berpikir dan berperilaku. Sehingga setiap individu harus memiliki dasar norma yang kuat. Semua nilai-nilai untuk memfilter budaya luar tersebut ada dalam Pancasila.
Pengguna internet yang berasal dari berbagai negara dan penggunanya merupakan orang-orang yang hidup dalam anonimitas. Pengguna internet juga akan terus bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya penghuni baru di dunia maya tersebut. Lalu apa hubungannya dengan berlatih untuk sopan dan penuh etika?
“Bisa dibayangkan orang dengan berbagai negara, adat istiadat, bahasa, nilai-nilai bertemu di media sosial dan tidak menerapkan etika digital itu pasti akan banyak perpecahan terjadi, konflik terjadi,” kata Loury.
Pentingny etika di dunia digital, karena adanya Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang mengatur mengenai norma kesopanan, tertuang dalam pasal 27 hingga 37 terkait cyberbullying, penyebaran konten pornografi, hingga pemerasan dan penipuan. Diharapkan dengan kesadaran bahwa dunia digital pun diatur, setiap individu akan lebih berhati-hati dan tidak jadi pelaku.
Setiap pengguna harus menerapkan perilaku sopan santun di ruang digital dengan cara mengingat keberadaan orang lain, meskipun internet membuat orang tidak bertatap muka langsung. Kemudian berpikir dulu sebelum berkomentar apakah kata-kata kita menyakiti orang lain dan seperti halnya sikap sopan santun di dunia nyata biasakan untuk memberi salam dan bilang terima kasih.
Di webinar kali ini hadir juga nara sumber lainnya seperti Ahmad R, Wakabid Sarana dan Prasarana SMK Negeri 3 Depok, Hani Punawanti, dari Divisi Program Edukasi4ID, dan Yudi Rahardja, Kepala Program SMK Negeri 3 Depok.