Kecakapan digital bukan hanya soal Bagaimana seseorang mampu memiliki kemampuan untuk mengoperasikan perangkat digital. Kecakapan digital juga ada kaitannya dengan bagaimana para warga digital ini menginternalisasikan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di dalam ruang digital.
Kecakapan digital dalam konteks budaya digital ini meliputi paham, produksi, distribusi, partisipasi dan kolaborasi. Menurut, Rahmat Nawawi Guru MAN 1 Cianjur yang dimaksud dengan paham dalam internalisasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah bagaimana paham terhadap nilai-nilai Pancasila di ruang digital. kemudian mampu memproduksi konten, mendistribusi konten yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Juga berpartisipasi dalam aktivitas dan di dalam komunitas digital untuk menumbuhkan nilai-nilai itu.
“Jadi Pancasila memang sebagai falsafah hidup bernegara di Indonesia juga dapat dilakukan saat menjadi warga digital di dunia yang sangat luas itu. Tidak ada batasan teritori, tidak semua warga Indonesia bahkan seluruh warga negara ada di sana,” ungkapnya pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur Jawa Barat Jumat (17/9/2021).
Sesuai dengan sila pertama maka nilai-nilai yang bisa kita ambil adalah bagaimana kita mengakui adanya Tuhan. Sebagai makhluk Nya kita harus percaya bahwa hidup itu ada aturannya yang harus dijalankan.
Sadari juga bahwa Tuhan menciptakan makhluk bukan hanya kita, ada juga makhluk lain, maka dari itu pentingnya cinta kasih, toleransi, saling menghormati
“Kalau di Al-Qur’an ada Al-hujurat ayat 11 Bagaimana manusia diciptakan bersuku-suku berbangsa-bangsa untuk saling mengenal saling mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk berkolaborasi,” tambahnya.
Saling menghormati perbedaan yang paling penting ketika kita apa berperilaku atau bergaul dalam dunia digital harus berhati-hati karena disana ada nilai-nilai ketuhanan. Sebagai bangsa Indonesia kita adalah bangsa yang majemuk yang di dalam juga berbagai macam kepercayaan, agama, berbagai macam suku yang harus dihargai juga keberadaannya.
Webinar juga menghadirkan pembicara Allana Abdullah (digital entrepreneur), Lia D. Najib (Relawan TIK Cianjur), Andi Astrid Kaulika (kreator digital), dan Tresna Wulandari sebagai Key Opinion Leader.