Pendidik memang identik dengan guru atau dosen walau sebenarnya pendidik juga orang tua, kakak asuh atau siapapun yang tidak memiliki niat untuk mendidik orang lain menjadi lebih baik. Pada dasarnya kecerdasan adalah kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan. Jadi jika ingin menjadi pendidik yang cerdas, ita harus mampu beradaptasi dalam perubahan.
Perubahan besar memang sedang terjadi dalam dunia pendidikan. Akibat pandemi semua berubah. Belajar mengajar yang biasa dilakukan secara langsung atau tatap muka. Kini lebih banyak dilakukan secara online dibutuhkan adaptasi yang sangat besar.
Menjelang 2 tahun belajar secara daring kini perlahan beberapa anak didik sudah mulai kembali ke sekolah ataupun kampus untuk belajar persyaratan buka walaupun masih terbatas.
Anggi Auliyani Suharja, Duta Bahasa di Jawa Barat sekaligus pengajar di STIKes Indramayu berharap, jangan sampai segala perubahan yang telah dilakukan itu menjadi sia-sia. Walaupun pembelajaran daring sudah berakhir bukan berarti tantangannya hilang.
Justru ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk kita semua. Bagaimana caranya keterampilan digital yang selama ini kita lakukan saat pembelajaran daring bisa kita tetap jaga semakin baik dan terasah lagi.
“Maka, jangan pernah lupakan untuk selalu melakukan literasi digital. Sebab literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis kreatif. Pendidik dan anak didik tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital. Dengan demikian kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan cenderung aman dan kondusif,” ujarnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/9/2021).
Jadi di era sekarang pendidik cakap digital menjadi sebuah kewajiban, bagaimana caranya? Anggi membagikan beberapa hal yang harus para pendidik persiapkan untuk menemani anak didik mereka menjalani pembelajaran online.
Pertama tetap membuat materi terbaik untuk mereka belajar. Hubungkan materi pembelajaran dengan konteks yang familiar dengan siswa siapkan nilai-nilai keterampilan digital dan budaya digital dalam materi. Kemudian metode pembelajaran harus sesuai dengan zaman mereka.
“Keterampilan berpikir kritis, dorong mereka untuk bertanya dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat ke dalam kehidupan mereka. Ajak anak untuk mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya, kiat-kiat untuk melindungi diri mereka selama beraktivitas agar terhindar dari perundungan cyber, penipuan online pelanggaran privasi dan kejahatan dunia digital lainnya,” jelasnya.
Terakhir, pastikan mereka cakap menggunakan perangkat keras dan lunak. Optimalkan media yang kita kuasai sambil terus mempelajari banyak media lain gunakan media yang aman dan nyaman untuk kita anak didik.
Webinar juga menghadirkan pembicara Tim Hendrawan (Creator Director), Aat Indrawati Ridwan (Psikolog), Erlangga Setu (Pakar IT Bisnis), dan Deya Oktarissa sebagai Key Opinion Leader.